DIGANTI atau tidak, dr. Seri Condar Nainggolan, MPh, Rektor
Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta ini, dipermasalahkan
gelar profesornya.
Kamis pagi pekan lalu sejumlah mahasiswa UKI protes, lewat
berbagai poster agar rektor mereka mundur saja. Sebabnya,
menurut Indra Iwan, Ketua II Senat Mahasiswa Fak. Ekonomi UI,
"banyak sekali tindakan Rektor yang menjurus ke kediktatoran"
memberhentikan Pembantu Rektor I dan III (Drs. Tupano dan Anton
Reinhart), juga menskors sejumlah mahasiswa untuk jangka yang
lama, tiga tahun, sejak pertengahan Juli lalu. Yakni 10
mahasiswa yang setelah menganggap rektor "tak ada lagi", duduk
dalam sebuah badan yang dibentuk untuk mendesak yayasan
universitas agar mengganti Nainggolan. Ditambah soal "profesor
palsu" yang ramai itu.
Soal terakhir itu bermula pada 20 Mei lalu. Dari Direktur
Pembinaan Sarana Akademis, Dep. P&K, datang surat yang
mengatakan tentang gelar profesornya: "tidak dibenarkan
kelanjutan pemakaiannya di Indonesia." Dan "ini memalukan," kata
Indra Iwan pula.
Padahal gelar itu konon diterimanya dari Menteri Kebudayaan
Negara Bagian Hessen, Jerman Rarat, 14 Maret yang lalu -- karena
Nainggolan diangkat sebagai guru besar tamu di Universitas
Giessen di Hessen itu untuk dua bulan.
Tentang itu, kata Nainggolan kepada TEMPO: "Pemakaian gelar
profesor ini menjadi kacau, sebab belum ada UU yang
mengaturnya." Tapi menurut Direktur Sarana Akademis, Prof. Ir.
Pramoetadi kepada TEMPO, gelar profesor yang diperoleh hanya
karena diangkat sebagai guru besar tamu (selama dua bulan), tak
diakui pemerintah Indonesia.
Gelar profesor dari universitas di luar negeri memang mesti
dinilai. Dan "kalau memang bukan hanya karena diangkat sebagai
guru besar, ya pemerintah tak sulit mengakuinya."
Di dalam negeri sendiri, gelar profesor yang diberikan
universitas "harus lewat SK Presiden", lanjut Pramoetadi.
Nainggolan lahir di Tapanuli Selatan 21 Juni 1911. Beroleh gelar
dr. dari Fak Kedokteran Universitas Airlangga (1940), pernah
mengajar di UI, pernah menjabat Kepala Dinas Kesehatan DKI, dan
sebelum menjadi rektor UKI, menjabat Dekan FK UI (1965-1978). Ia
menyatakan telah menulis sekitar delapan buku dalam bahasa
Inggris. Satu buku, Effective Strategy of Total Heall Care
Supplay for Developing Nations, katanya menjadi salah satu
kontestan untuk Hadiah Nobel 1978.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini