Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Airlangga Hartarto mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan Ketua Umum Partai Golkar pada Sabtu, 10 Agustus 2024. Pengunduran diri tersebut disampaikan secara resmi melalui video yang dipublikasikan pada Minggu, 11 Agustus 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua Dewan Pakar DPP Partai Golkar, Agung Laksono, menegaskan bahwa keputusan Airlangga untuk mundur adalah keputusan pribadi dan bukan hasil tekanan dari internal partai. "Murni keputusan dia pribadi," ujar Agung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Istana Kepresidenan juga menyatakan bahwa pengunduran diri Airlangga adalah hak pribadi dan tidak terkait dengan Presiden. Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana, menjelaskan bahwa keputusan ini adalah urusan internal Golkar dan tidak ada kaitannya dengan Presiden.
"Jadi tidak ada kaitannya sama sekali dengan Presiden," kata Ari dalam pesan singkat kepada Tempo pada Senin, 12 Agustus 2024.
Airlangga telah menjabat sebagai Ketua Umum Golkar selama dua periode. Ia pertama kali diangkat menjadi ketua pada periode 2017-2019 menggantikan Setya Novanto, lalu terpilih kembali pada 2019 hingga pernyataan mundurnya pada 10 Agustus kemarin.
Selama tujuh tahun terakhir, Golkar dipimpin oleh Airlangga Hartarto, yang memainkan peran penting dalam membentuk arah dan kebijakan partai. Berikut ini adalah profil partai beringin kuning.
Sejarah Singkat Golkar
Partai Golongan Karya (Golkar) berawal dari gagasan tiga tokoh nasionalis Indonesia: Soekarno, Soepomo, dan Ki Hadjar Dewantara, yang mengusulkan ide integralistik-kolektivistis pada tahun 1940. Ide ini kemudian terwujud dalam bentuk Golongan Fungsional yang diubah namanya menjadi Golongan Karya pada 1959.
Awalnya, Golkar bukanlah sebuah partai politik melainkan organisasi perwakilan golongan-golongan masyarakat yang diharapkan dapat mewakili kepentingan kolektif masyarakat Indonesia.
Menurut golkardki.org, partai ini resmi didirikan pada 20 Oktober 1964 sebagai Sekber Golkar oleh Angkatan Darat untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia (PKI). Organisasi ini kemudian berkembang menjadi sebuah partai politik di bawah kepemimpinan Soeharto dan Suhardiman.
Pemimpin Partai
Dalam perjalanannya, Golkar telah dipimpin oleh beberapa tokoh penting. Awalnya, Soeharto dan Suhardiman memimpin Golkar sebagai bentuk perwakilan golongan. Pada era pasca-Orde Baru, partai ini dipimpin oleh berbagai pemimpin yang berusaha mempertahankan relevansi dan kekuatannya dalam politik nasional.
Dilansir dari situs resmi partaigolkar.com, berikut ini adalah para pemimpin terdahulu Partai Golkar.
1964-1969 Djuhartono
1969-1973 Suprapto Sukowati
1973-1983 Amir Moertono
1983-1988 Sudharmono
1988-1993 Wahono
1993-1998 Harmoko
1998-2004 Akbar Tandjung
2004-2009 Jusuf Kalla
2009-2014 Aburizal Bakrie
2014-2016 Aburizal Bakrie dan Agung Laksono
2016-2017 Setya Novanto
2017-2024 Airlangga Hartarto
PUTRI SAFIRA PITALOKA | HENDRIK YAPUTRA | KARUNIA PUTRI