Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Rangkaian Persoalan Makan Bergizi Gratis di Berbagai Daerah: Sidoarjo, Sumenep, hingga Wamena

Program Makan Bergizi Gratis menghadapi berbagai persoalan di beberapa daerah di Sidoarjo, Sumenep, hingga Wamena Papua Pegunungan.

19 Februari 2025 | 09.50 WIB

Ribuan pelajar di Wamena, Papua Pegunungan, berkumpul di halaman kantor bupati Jayawijaya. Mereka berunjuk rasa untuk menyuarakan penolakan terhadap kebijakan makan bergizi gratis,  17 Februari 2025. Foto : Ronny untuk Tempo
Perbesar
Ribuan pelajar di Wamena, Papua Pegunungan, berkumpul di halaman kantor bupati Jayawijaya. Mereka berunjuk rasa untuk menyuarakan penolakan terhadap kebijakan makan bergizi gratis, 17 Februari 2025. Foto : Ronny untuk Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Kepala Staf Kepresidenan (KSP) M. Qodari pernah mengungkapkan bahwa Program Makan Bergizi Gratis (MBG) akan diterapkan secara bertahap di seluruh Indonesia hingga mencapai sasaran 83 juta penerima pada tahun 2029.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Karena ini program sangat besar, kalau menjangkau seluruh Indonesia, total penerima MBG hampir 83 juta. Tentu tidak bisa sekaligus, harus bertahap," kata Qodari usai meninjau pelaksanaan MBG di SDN 06 dan 07 Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, Senin 6 Januari 2025, dikutip dari Antara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dari pelaksanaan MBG secara bertahap itu, lanjut dia, akan terjadi proses penyempurnaan sistem, penyempurnaan mekanisme dan kekurangan yang masih terjadi bisa terus diperbaiki.

Pelaksanaan program makan bergizi gratis di berbagai daerah menghadapi sejumlah kendala.

1. Ribuan Pelajar di Papua Pegunungan Demo Tolak MBG

Di Wamena, Papua Pegunungan, ribuan pelajar menggelar aksi protes menolak kebijakan MBG pada Senin, 17 Februari 2025. Diperkirakan sekitar 3.509 siswa turun ke jalan untuk menyuarakan keberatan mereka.

“Demonstrasi ini diikuti oleh pelajar SMP, SMA dan mahasiswa, sudah dimulai sejak pagi tadi,” Kabag Ops Polres Jayawijaya Ajun Komisaris Polisi Suparmanto kepada Tempo melalui sambungan telepon pada Senin, 17 Februari 2025.

Salah satu peserta aksi, Asken Yohans, menjelaskan bahwa mereka lebih membutuhkan pendidikan gratis dan fasilitas sekolah yang memadai dibandingkan program makan gratis.

“Kitorang tidak ingin makan bergizi gratis, yang kitorang ingin sekolah mudah, mau berobat mudah, itu sudah,” Yohans kepada Tempo melalui telepon.

Menurutnya, penyediaan makanan bergizi tidak serta-merta menjamin kenyamanan dalam belajar, terutama ketika sarana pendidikan masih terbatas dan layanan kesehatan di daerah mereka belum memadai.

2. Puluhan Siswa SD di Sukoharjo Keracunan Makanan

Sebelumnya, sejumlah siswa SDN Dukuh 03 Sukoharjo, Jawa Tengah, mengalami mual dan pusing setelah menyantap menu Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah pada Kamis, 16 Januari 2025. Kepala sekolah, Lilik Kurniasih, membenarkan insiden tersebut. Ia menjelaskan bahwa para siswa menerima makanan bergizi gratis sekitar pukul 09.00 WIB, dengan menu berupa nasi, cah wortel tahu, ayam goreng tepung, buah, dan susu.

“Di sini total ada 200 siswa dan dapat semua (MBG). Tapi lalu ada mungkin sekitar 10 anak yang setelah makan kemudian merasa sakit perut, mual. Hampir satu kelas ada,” kata Lilik, pada 16 Januari 2025. 

Menanggapi kejadian itu, Lilik segera melapor dan berkoordinasi dengan Puskesmas setempat untuk menangani para siswa yang mengalami keluhan kesehatan. Meski demikian, kondisi mereka tidak sampai memerlukan perawatan di rumah sakit.

3. MBG Dihentikan di Sumenep

Kepala Sekolah MIN 1 Kabupaten Sumenep, Didik Santoso, mengonfirmasi bahwa mulai Senin, 17 Februari 2025, program Makan Bergizi Gratis di sekolahnya dihentikan untuk sementara waktu tanpa batas yang ditentukan.

Menurut Didik, pemberitahuan mengenai penghentian program tersebut disampaikan melalui grup WhatsApp oleh tim Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kabupaten Sumenep pada Sabtu, 15 Februari. Grup tersebut beranggotakan sekolah-sekolah penerima program MBG di wilayah Sumenep.

"Pengumuman penghentian dikirim Sabtu sore, sekitar jam lima belas," kata Didik, Senin, 17 Februari 2025.

Meskipun program dihentikan, hampir tidak ada siswa yang mempertanyakannya. Didik telah mengambil langkah antisipasi dengan segera meneruskan informasi tersebut kepada para wali murid begitu menerima pengumuman di grup.

"Di hari Sabtu itu, banyak wali murid yang mempertanyakan kenapa dihentikan, saya jawab sesuai isi pengumuman dihentikan tanpa batas waktu dengan alasan yang tidak dijelaskan," terang Didik.

Rizki Dewi Ayu, Musthofa Bisri, dan Rachel Faradiba Siregar berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus