Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Di rumah, Agung tak mempunyai fasilitas seperti komputer, laptop, dan jaringan Internet.
Waktu Agung lebih banyak dihabiskan untuk berjualan es.
JAKARTA – Orang tua Muhammad Agung Hidayatullah, Jumanto dan Suprihatin, tak pernah menyangka anak mereka terhubung dengan Bjorka, akun anonim yang mengklaim sudah meretas data penduduk Indonesia di sejumlah lembaga. Keduanya mengetahui Agung tak pernah ke luar daerah hingga ia ditangkap polisi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di samping itu, tak ada fasilitas di rumah mereka di Desa Banjarsari Kulon, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, untuk mendukung aktivitas Agung berselancar di jagat maya, seperti komputer, laptop, dan jaringan Internet. "Kalau HP, dia punya. Cuma itu," kata Suprihatin, dua hari lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Suprihatin dan Jumanto mengaku kaget ketika mengetahui anak mereka ditangkap polisi di tempat kerjanya sebagai penjual es, di kawasan Pasar Dagangan, Rabu lalu. Setelah ditangkap, empat polisi sempat membawa Agung ke rumahnya untuk mencari barang bukti. Selanjutnya, polisi membawa Agung pergi. "Katanya mau ke Polsek Dagangan," ujar Suprihatin.
Dari polsek, Agung ternyata diboyong ke Markas Besar Polri di Jakarta untuk diperiksa oleh tim khusus pemerintah. Tim khusus yang terdiri atas gabungan sejumlah lembaga negara ini sengaja dibentuk untuk menangani kebocoran data yang makin masif belakangan ini.
Kemarin, Agung dilepaskan. Tapi ia sekaligus ditetapkan sebagai tersangka karena diduga terafiliasi ataupun mendukung akun Bjorka. “Motif tersangka MAH adalah membantu Bjorka agar menjadi terkenal dan mendapatkan uang,” kata juru bicara Divisi Humas Polri, Komisaris Besar Ade Yaya Suryana, di kantornya, kemarin.
Sebuah dokumen laporan atas nama Dark Tracer berjudul "Who’s Behind the Indonesian Data Breach?" tertanggal 8 September 2022 memuat profil Agung. Di situ, Agung disebutkan berusia 23 tahun, berbeda dengan versi polisi, yaitu 21 tahun.
Agung yang berprofesi sebagai pedagang minuman iced Thai tea di kawasan Pasar Dagangan lulus pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri Kembangsawit pada 2020. Setelah itu, ia tak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan memilih membantu orang tuanya berjualan es.
Merujuk pada dokumen laporan dari Dark Tracer itu, Agung disebut-sebut memiliki empat nama panggilan di media sosial, yaitu Bjorkanism, Akihiro san, Ahihiro, dan Gumelarzt. Setelah ditelusuri, akun Twitter dengan username @AGumelarzt dibuat pada November 2018. Hingga saat ini, akun tersebut tidak mempunyai pengikut ataupun aktivitas. Akun @AGumelarzt juga hanya mengikuti satu akun lainnya.
Lalu akun Twitter dengan username @GumelarztAgung, yang diduga milik Agung, dibuat pada April 2019. Akun ini memiliki delapan pengikut serta mengikuti delapan akun lainnya. Hanya ada satu aktivitas di akun ini, yaitu menyukai unggahan Presiden Joko Widodo di akun Twitter-nya, @jokowi, tertanggal 14 April 2019 mengenai kunjungan kerja mantan Gubernur DKI Jakarta itu ke Arab Saudi. Selain itu, tak ditemukan adanya percakapan ataupun unggahan Agung tentang Bjorka maupun kebocoran di dua akun Twitter tersebut.
EGI ADYATAMA | FENTI GUSTINA (MAGANG) | TIMOTHY NATHANIEL (MAGANG) | NOFIKA DIAN NUGROHO (MADIUN)
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo