Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Rizieq Shihab: Yang Mengadu Agama dan Pancasila Mereka Tidak Berakhlak

Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab meminta agar tak ada pihak yang membentur-benturkan Pancasila dan Islam.

2 Desember 2020 | 11.31 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab menyapa massa saat tiba di Petamburan, Jakarta, Selasa, 10 November 2020. Rizieq Shihab beserta keluarga kembali ke tanah air setelah berada di Arab Saudi selama 3,5 tahun. Saat tiba di petamburan HRS disambut oleh massa dengan diiringi lantunan sholawat. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab meminta agar tak ada pihak yang membenturkan Pancasila dan Islam. Ia mengatakan Pancasila yang dirumuskan para pendiri bangsa, baik dari kalangan Islam, nasionalis, maupun tokoh-tokoh agama lain, adalah suatu konsensus nasional.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Tidak salah kalau kita gaungkan Pancasila itu warisan ulama, jadi jangan dibentur-benturkan Pancasila dan Islam," kata Rizieq dalam acara Dialog Nasional 212 yang disiarkan akun Youtube Front TV, Rabu, 2 Desember 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Acara dialog ini mengusung tema "Revolusi Akhlak: Solusi untuk Indonesia yang Bermartabat". Rizieq menyerukan Revolusi Akhlak seusai kembali ke Indonesia setelah tiga tahun bermukim di Mekah, Arab Saudi.

Rizieq mengatakan Pancasila memuat spirit akhlak seperti yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. Sila pertama Ketuhanan yang Maha Esa, kata dia, memberikan motivasi bahwa nilai-nilai luhur tersebut menjadi dasar melaksanakan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kemudian sila kedua tentang Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Menurut Rizieq, nilai-nilai kemanusiaan, adil, dan adab juga merupakan akhlak.

Begitu pula sila ketiga yang berbunyi Persatuan Indonesia. Rizieq mengatakan hanya orang berakhlak yang bersatu. "Mereka yang ingin memecah belah bangsa, yang memecah persatuan adalah mereka yang tidak berakhlak," ujar dia.

Rizieq mengatakan sila keempat Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksaan dalam Permusyawaratan Perwakilan juga merupakan spirit akhlak. Dia berujar sila ini menuntut rakyat untuk patuh pada pimpinan serta menuntut pimpinan untuk memiliki hikmat dan kebijaksanaan. "Kalau tidak hikmat, tidak bijak, maka tidak punya spirit akhlak," kata Rizieq.

Bukan cuma itu, Rizieq mengatakan permusyawaratan perwakilan juga intisari akhlak. Ia mengatakan musyawarah mufakat juga salah satu ajaran Islam. "Jadi tidak betul jika ada yang ingin mengadu-adu agama dan Pancasila. Yang mengadu agama dan Pancasila mereka tidak berakhlak," ujar dia.

Rizieq mengatakan sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia pun menunjukkan akhlak. Ia mengatakan yang tidak berakhlak adalah jika memiskinkan rakyat.

Rizieq mengatakan Pancasila adalah dasar negara. Ia mengaku tak setuju jika Pancasila disebut sebagai pilar negara. "Karena itu menurunkan derajat Pancasila itu sendiri," kata dia.

Dialog Nasional 212 ini merupakan acara reuni 212, gerakan demonstrasi yang dimulai 2 Desember 2016. Gerakan tersebut menuntut agar Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok--Gubernur DKI Jakarta ketika itu--dihukum karena dianggap menista agama.

BUDIARTI UTAMI PUTRI

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus