Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana meminta agar ada evaluasi kandungan gizi dalam menu Makan Bergizi Gratis (MBG) selama Ramadan 2025. Adapun BGN memilih mengubah menu MBG dari nasi hingga lauk pauk menjadi berupa satu butir telur, sereal instan, roti, dan buah kurma.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ada beberapa yang akan diminta untuk menaikkan nilai kalori dan proteinnya," kata Dadan saat dihubungi, pada Sabtu, 8 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pilihan Editor:Komdigi Sebut yang Terjadi di Lantai 8 Gedung Utama Bukan Kebakaran tapi Korsleting Listrik, Begini Kronologinya
Dia berujar, peningkatan kandungan gizi MBG itu hanya dilakukan untuk daerah yang mayoritas penerimanya berpuasa. "Untuk (daerah) yang puasa akan berlanjut dengan perbaikan kandungan kalori dan protein," ucapnya.
Selain itu, dia mengatakan bakal mewajibkan satuan pendidikan di tiap-tiap daerah untuk menggelar buka puasa bersama. BGN akan menyiapkan menu makan bergizi gratis yang normal pada saat buka puasa bersama.
Menu normal, kata Dadan, juga diterapkan di daerah-daerah yang mayoritas penerimanya tidak berpuasa. Namun dia tidak merinci daerah mana saja yang masuk dalam kategori tersebut.
"Untuk daerah yang mayoritas tidak puasa, (menu) akan kembali normal," ucapnya.
BGN memang merancang menu MBG saat puasa berbeda dengan menu biasanya. Tujuannya agar menu yang dimakan pelajar pada sore hari tidak basi.
Beberapa contoh menunya antara lain susu, telur rebus, kurma, kue kering fortifikasi, buah. BGN tak menutup kemungkinan mencoba memberikan bubur kacang hijau atau kolak dalam menu MBG saat puasa.
“Atau kolak yang jelas sumber komposisi gizinya tetap, di mana di situ ada protein karbohidrat dan ada serat,” ujar Dadan.
BGN juga melakukan inovasi dalam hal kemasan makanan selama Ramadan ini. Dadan mengatakan pihaknya akan menggunakan kantong sebagai kemasan baru dalam pendistribusian makanan di sekolah-sekolah. Penggunaan kantong ini telah dilakukan sebelumnya dalam uji coba MBG di Sukabumi, Jawa Barat.
Kantong tersebut, lanjutnya, harus dibawa kembali keesokan harinya untuk ditukar dengan kantong baru yang berisikan makanan. Mekanisme ini kata Dadan, tidak hanya mengurangi sampah tetapi juga melatih kedisiplinan siswa.
“Besoknya kantongnya harus dibawa kembali, ditukar dengan kantong yang isi sehingga tidak menimbulkan sampah,” ujarnya.