Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sosial

Santo masuk komputer

Donald weinstein dan rudolp bell, sejarawan dari universitas rutgers, amerika menyelidiki biografi 2180 santo & santa. penyelelidikan dengan komputer, dimaksud untuk mempelajari perubahan sistem nilai gereja.

1 Januari 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SETIAP tahun dalam rangka perayaan Natal, para biarawan dan umat Katolik yang taqwa memperingati ratusan bayi yang dahulu kala dibunuh Herodes di Betlehem. Bayi-bayi di bawah 2 tahun itu dihabisi nyawanya oleh tentara kerajaan Israel yang bermaksud menumpas sang Kristus. Tapi untunglah, begitu dituturkan oleh Kitab Suci Nasrani, bayi lelaki putera Maria luput. Dan 33 tahun kemudian di hadapkan ke depan raja Herodes yang juga telah memancung saudara sepupunya Yohannes Pembaptis. Bayi-bayi itu mati sebelum sempat berbuat dosa. Tapi mengapa "kesucian" mereka begitu dibesar-besarkan sampai harus dihormati dalam liturgi (ibadah) Gereja Katolik? Hal itu, dipertanyakan oleh seorang penulis anonim dalam selebaran paroki gereja Theresia, Jakarta, menjelang Natal yang lalu. Menempatkan dirinya dalam posisi salah seorang bayi Betlehem yang diperkirakan sudah bahagia di sorga, dia bertanya: "Jasa apa yang telah kuberikan kepada dunia uan Gereja? Orang dapat saja memberikan alasan, bahwa aku masih murni, belum tahu membenci orang. Tapi itu bukan jasa atau pahala, karena aku belum tahu apa sebenarnya benci itu". Lantas mengapa bayi-bayi Betlehem juga diberi gelar "orang suci", atau Santo (lelaki) dan Santa (wanita) - gelar yang biasanya hanya diberikan kepada mereka yang mati syahid atau memberikan seluruh hidupnya untuk Gereja. Buddha & Bayi Ajaib Kalau mau ditarik lebih luas, penobatan gelar Santo dan Santa yang sudah ribuan jumlahnya memang pantas dipertanyakan keabsahannya. Antara tahun 1000 - 1700, dari awal Abad Pertengahan sampai munculnya tokoh-tokoh Reformator Martin Luther dan Calvin, lebih dari 2000 orang dinobatkan menjadi "orang suci' Biografi 680 orang suci itu -- dan kemudian 1.500 orang lagi -sejak tahun lalu mulai diselidiki oleh dua sejarawan Amerika dari Universitas Rutgers, Ronald Weinstein dan Rudolph Bell. Penyelidikan dengan komputer itu didasarkan pada studi yang sudah 4 abad dilakukan oleh kelompok padri Yesuit dari Brussels, Belgia, The Society of Bollandists. Seperti ditulis Israel Shenker dalam The New York Times, awal Pebruari 1976, riwayat para santo itu kaya dengan legenda yang diilhami bahasa mukjizat dan sistim nilai gereja di waktu itu. Bahkan menurut penyelidikan kelompok Bollandist itu, tokoh Sidharta Gautama Buddha sering jadi "model" bagi banyak orang kudus yang diciptakan. Kisah Oedipus, raja Yunani yang jatuh cinta pada ibunya sendiri pun muncul dalam beberapa riwayat orang kudus. Terpengaruh oleh mitologi Yunani pula, timbul santa-santa berjanggut seperti Galla, Paula, Liberata dan Livrade. Macam-macam keanehan dan kesaktian para santo itu - kisah-kisah sejenis dengan yang dikenal rakyat Jawa sehubungan dengan para wali penyebar agama Islam. Paling kurang ada sembilan santo yang dikisahkan pandai membungkam kodok. Santo Fursey dan St. .Isaac dikisahkan pintar ngomong sebelum lahir seperti "bayi ajaib" Cut Zahara Fonna. Sedang St. Rumwold -- yang meninggal pada usia 3 hari -- kabarnya masih sempat mengucapkan 12 pasal syahadat orang Kristen dan berkhotbah sebelum mati. Ada lagi santa yang ternyata sama sekali belum pernah lahir, seperti Santa Emerita dan Santa Digna. Nama yang terakhir ini timbul dari ucapan "Digna et Merita (kehormatan dan kebajikan)" bagi orang yang baru meninggal waktu itu. Juga Santo Yoris, atau George menurut lidah Inggeris, yang kemudian dinobatkan menjadi pelindung raja Inggeris, ksatria dan pandu, dari penyelidikan di kemudian hari ternyata tidak pernah ada. Santo yang dikisahkan pernah mengalahkan naga untuk menyelamatkan seorang puteri raja itu, hanya hidup dalam kisah-kisah rakyat Yahudi Palestina di akhir abad ke-12. Dan betulkah ada Santo Nikolas, itu uskup dari Spanyol yang dikisahkan cinta anak-anak - tapi memperbudak orang Afrika? Italia Sentris Dengan menjabarkan biografi 2.180 santo dan santa ke dalam bahasa komputer, kedua sejarawan itu ingin mempelajari perubahan sistim nilai gereja & masyarakat selama 7 abad. Kultus terhadap orang-orang kudus itu, dalam anggapan mereka, menunjukkan sistim nilai umat dan pimpinan gereja waktu itu yang berubah dari masa ke masa. "Berabad-abad lamanya", kata kedua profesor, "yang beruntung jadi santo kebetulan lahir di Italia: selama abad ke-14 dan ke-15, rata-rata dua dari tiga santo lahir di sana". Pada masa itu, orang kota lebih disukai untuk jadi calon santo daripada orang desa. Dan kalau pun ada orang non-Italia dicalonkan jadi santo, tidak lupa dicantumkan nama seorang bangsawan sebagai leluhur dalam biografinya. Kebetulan pada masa itu pimpinan gereja Katolik Roma memapankan kekuasaan di Italia. Setelah reformasi Luther dan Calvin serta pemisahan gereja Inggeris (Anglikan), Italianisasi itu makin menjadi-jadi. Baru pada abad-abad kemudian, dengan penyebaran agama Katolik dari jazirah Iberia ke seluruh dunia, muncullah riwayat orang-orang suci dari Asia, Afrika, dan negeri-negeri Eropa di luar Italia. Santo Francisco Xavier, padri Portugis yang pertama kalinya menyebarkan agama Katolik ke Maluku dan Timor dan meninggal di Malaka, diabadikan dalam nama baptis banyak orang Katolik Indonesia. Kemudian, dalam sejarah modern, bermunculan namanama santo & santa dari negeri-negeri Komunis di mana gereja Katolik mendapat tantangan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus