Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mencatat Jawa Tengah menjadi wilayah dengan tambahan kasus positif terbanyak, yakni 4.693 orang, pada Ahad, 8 Agustus 2021. Jawa Timur berada di urutan kedua dengan kasus positif 2.537 orang, disusul Jawa Barat dengan tambahan kasus baru 2.248 orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jumlah kasus positif terbanyak terjadi di Jawa Barat, yakni 18.803 orang. Sedangkan kematian akibat virus corona terbanyak terjadi di Jawa Tengah, yakni 351 orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Satgas mencatat kasus positif Covid-19 per 8 Agustus 2021 mencapai 26.415 orang, dengan 48.508 pasien sembuh dan 1.498 orang meninggal. Dengan tambahan kasus baru ini, jumlah akumulatif orang yang terinfeksi sejak awal pandemi Maret 2020 sampai saat ini sebanyak 3.666.031 orang, sembuh 3.084.702 orang, dan meninggal 107.096 orang.
Lonjakan angka kasus di Jawa Tengah menjadi perhatian Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Dia meminta seluruh warga di wilayahnya tidak lengah terhadap penularan Covid-19. Saat ini, kata dia, tingkat keterisian tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) di rumah sakit sebanyak 50,78 persen. “Jangan lengah, meskipun BOR bagus, yakni 50,78 persen,” ujarnya.
Menurut Ganjar, kondisi Jawa Tengah membaik, tapi belum baik, sehingga pihaknya butuh dukungan masyarakat karena jumlah kasus aktif masih tinggi. Berdasarkan data per 6 Agustus 2021, jumlah pasien yang terkonfirmasi positif dan dirawat di berbagai rumah sakit ataupun melakukan isolasi mandiri sebanyak 31.330 orang.
Di Bandar Lampung, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir meresmikan rumah sakit darurat di Asrama Haji Lampung karena lonjakan angka penyebaran virus corona di Sumatera, termasuk di Lampung. Pengoperasian rumah sakit darurat itu bekerja sama dengan pemerintah daerah dan Kementerian Agama. “Kementerian BUMN dengan tidak hentinya menyediakan fasilitas kesehatan bagi pasien Covid-19,” ujarnya.
Presiden meminta jajarannya, khususnya TNI dan Polri, merespons cepat lonjakan angka kasus Covid-19 yang terjadi di sejumlah daerah di luar Jawa dan Bali dalam rentang waktu dua minggu terakhir. Kasus positif di luar Jawa-Bali pada 25 Juli 2021 sebanyak 13.200 kasus atau 34 persen dari kasus baru nasional dan naik 44 persen menjadi 13.589 kasus pada 1 Agustus. Angka kasus kembali melonjak 54 persen menjadi 21.374 kasus atau 54 persen dari total kasus baru secara nasional pada 6 Agustus.
"Saya perintahkan kepada Panglima TNI, Kapolri, untuk betul-betul mengingatkan selalu kepada Pangdam, Kapolda, Danrem, Dandim, dan Kapolres untuk betul-betul secara cepat merespons dari angka-angka yang tadi saya sampaikan. Karena kecepatan itu ada di situ," ujar Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 7 Agustus lalu.
Presiden menyoroti lima provinsi dengan kenaikan angka kasus tertinggi per 5 Agustus 2021, yaitu Kalimantan Timur dengan 22.529 kasus aktif, Sumatera Utara dengan 21.876 kasus aktif, Papua dengan 14.989 kasus aktif, Sumatera Barat dengan 14.496 kasus aktif, dan Riau dengan 13.958 kasus aktif. Kemudian pada Jumat, 6 Agustus, angka kasus aktif di Sumatera Utara naik menjadi 22.892 kasus, Riau naik menjadi 14.993 kasus aktif, dan Sumatera Barat naik menjadi 14.712 kasus aktif. Sedangkan kasus aktif di Kalimantan Timur dan Papua menurun.
"Hati-hati, ini selalu naik dan turun, dan, yang perlu hati-hati, NTT. NTT hati-hati. Saya lihat dalam seminggu kemarin, tanggal 1 Agustus, NTT itu masih 886 (kasus aktif), tanggal 1 Agustus. (Tanggal) 2 Agustus, 410 kasus baru. Tanggal 3 (Agustus) 608 kasus baru. Tanggal 4 (Agustus) 530 (kasus baru). Tetapi lihat di tanggal 6 (Agustus) kemarin, 3.598 (kasus baru). Yang angka-angka seperti ini harus direspons secara cepat," imbuhnya.
Untuk merespons situasi tersebut, ada tiga hal yang menurut Kepala Negara penting untuk segera dilakukan. Tiga strategi tersebut juga menjadi faktor penting dalam menurunkan angka kasus Covid-19 di Jawa-Bali. Pertama, membatasi mobilitas masyarakat. "Kalau sudah kasusnya gede seperti itu, mobilitas masyarakat harus direm. Yang pertama, yang paling penting, ini Gubernur semua harus tahu, Pangdam, Kapolda, semua harus tahu. Artinya mobilitas manusianya yang direm. Paling tidak dua minggu," kata Jokowi.
Kedua, Presiden meminta Panglima TNI menggencarkan pengetesan serta penelusuran alias testing dan tracing. Jadi, mereka yang kontak erat dengan orang yang terkonfirmasi positif bisa segera ditemukan dan dipisahkan, sehingga kasus Covid-19 tidak menyebar luas.
Ketiga, Presiden menginstruksikan agar para pasien positif Covid-19 segera dibawa ke tempat isolasi terpusat. Terkait dengan hal tersebut, Presiden meminta kepala daerah, baik gubernur, bupati, maupun wali kota, menyiapkan tempat-tempat isolasi terpusat di daerah masing-masing dengan memanfaatkan fasilitas umum, seperti gedung olah raga, balai, dan sekolah.
"Saya minta Menteri PUPR juga membantu daerah dalam rangka penyiapan tempat isolasi terpusat ini. Terutama di daerah-daerah yang tadi saya sebutkan, yang segera harus merespons dari angka-angka yang ada. Dan juga libatkan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), pintu utama dalam penanganan pasien,” kata Jokowi.
Selain tiga hal tadi, Presiden menyebutkan kecepatan vaksinasi juga menjadi kunci dalam penanganan Covid-19. Untuk itu, Presiden meminta semua pihak mendukung vaksinasi Covid-19 nasional. Presiden juga meminta para kepala daerah segera menyuntikkan vaksin kepada masyarakat begitu mendapat stok vaksin.
ALI NY
#ingatpesanibu #cucitangan #pakaimasker #jagajarak
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo