Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Partai Gerindra menanggapi soal wacana kabinet gemuk di pemerintahan Prabowo Subianto mendatang. Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan kabinet gemuk, yang dilakukan dengan menambah nomenklatur kementerian, akan lebih efektif karena fokus kementerian akan menjadi lebih tersentral.
“Justru harapannya bisa lebih efektif karena ada fokus dari kementerian yang tersentral di situ,” kata Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa, 17 September 2024.
Namun dia enggan membeberkan kementerian apa yang nantinya akan digabung ataupun dipisah untuk penyesuaian. “Memang jumlah keseluruhan bertambah dari yang sekarang. Jumlahnya berapa, saya enggak tahu persis, tapi penambahan atau pemisahan dari satu kementerian semua sudah dibicarakan,” ucapnya.
Muzani menyebutkan, dengan penambahan kementerian, maka diharapkan akan bertambah pula fokus-fokus program yang akan dilaksanakan.
“Harapan Pak Prabowo adalah menteri-menteri yang akan datang lebih fokus kepada penanganan program, yang itu dilakukan dengan cara pemisahan dari kementerian-kementerian lain," ujarnya.
Dia menuturkan fokus pada pelaksanaan program menjadi konsentrasi Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus calon presiden terpilih Prabowo Subianto.
“Kalau itu bisa di-handle dari kementerian yang sudah ada, pada prinsipnya beliau tidak keberatan. Tapi kalau ternyata ada sektor, ada kemampuan yang lebih bisa maksimal lagi, beliau ingin itu bisa lebih maksimal,” tuturnya.
Profesional dalam Kabinet Zaken Bisa Dari Parpol
Muzani menilai kalangan profesional untuk mengisi kabinet zaken tak melulu harus dari unsur non-partai politik, sebab profesional bisa pula datang dari partai politik.
“Artinya, ada orang profesional, orang ahli tapi dia bagian dari partai. Artinya, dia memang ahli di bidangnya, tapi dia secara politik terafiliasi oleh satu partai politik yang berkoalisi," ucapnya.
Dia menyebutkan Gerindra memiliki sejumlah kader terbaik untuk mengisi kursi kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran mendatang, tetapi komposisinya harus berbagi dengan partai politik anggota koalisi lainnya. Meski demikian, dia enggan mengungkapkan pos kementerian apa yang akan diisi oleh kader Gerindra tersebut.
“Kalau kemudian dalam pelaksanaannya itu diperlukan ada kader Gerindra yang bisa atau diharapkan, bisa membantu beliau (Prabowo) di kabinet, kami akan siapkan kader-kader terbaik yang memiliki keahlian di bidang yang diharapkan, tapi itu kan harus share dengan partai-partai koalisi,” ujarnya.
Selanjutnya, pengamat sebut pemerintahan Prabowo-Gibran layak punya kabinet gemuk…
Adapun Direktur Riset & Komunikasi Lembaga Survei KedaiKOPI, Ibnu Dwi Cahyo, menilai pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mendatang layak memiliki susunan kabinet yang banyak atau gemuk.
Syaratnya, kata dia, kabinet gemuk tersebut harus diisi orang-orang yang memiliki kemampuan dan latar belakang pengalaman yang sama dengan kementerian yang akan dipimpin.
“Prabowo harus menempatkan orang-orang terbaik dan profesional yang sesuai dengan kebutuhan kementerian tersebut,” kata Ibnu dalam siaran persnya pada Rabu, 18 September 2023.
Wacana yang beredar menyebutkan jajaran kementerian yang akan mendampingi pemerintahan Prabowo-Gibran berjumlah 44. Jumlah ini bertambah dari hanya 34 kementerian di pemerintahan Presiden Joko Widodo alias Jokowi.
Ibnu menilai ke-44 posisi menteri tersebut harus diisi oleh kalangan profesional agar dapat memberikan kinerja yang nyata dalam membangun kementerian tersebut. Tokoh dengan latar belakang partai politik juga layak dipilih sebagai menteri asalkan memiliki pengalaman profesional di bidang yang sama dengan kementerian yang akan dipimpin.
Menurut dia, momentum tersebut juga harus dimanfaatkan oleh seluruh partai politik untuk merekomendasikan kader yang paling berkualitas untuk menjadi menteri. Dengan demikian, masyarakat bisa menilai seberapa berhasil partai politik melakukan kaderisasi para kadernya menjadi tokoh berkualitas.
Ibnu juga menilai pentingnya pemerintahan Prabowo-Gibran menempatkan menteri-menteri muda di kabinetnya. Tujuannya, agar kabinet tidak kehilangan ide kreatif dan terobosan-terobosan terbaru dalam berinovasi.
Menteri yang berusia muda, kata dia, juga dapat menjadi perpanjangan tangan kalangan anak muda dalam berkontribusi membangun bangsa.
“Menteri usia muda juga sangat penting, untuk membantu anak muda kita terutama yang berusia di bawah 30 tahun untuk keluar dari situasi sulit saat ini. Satu-satunya jalan kita berhasil melewati bonus demografi hanya dengan mendayagunakan anak muda yang jumlahnya semakin banyak di tanah air,” ujar Ibnu.
Pilihan editor: RUU Kementerian Negara dan RUU Wantimpres Dibawa ke Rapat Paripurna DPR Besok, Ini Poin Perubahannya
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini