INI hanya sebuah taman kanak-kanak. Tapi memiliki kolam renang, sejumlah - alat permainan, sebuah ruang untuk kegiatan bebas, sebuah perpustakaan buku, dan perpustakaan mainan. Masih ditambah sebuah taman lalu lintas komplet, dengan rambu-rambu dan miniatur jembatan Semanggi, Jakarta. Seluruh fasilitas dan tiga lokal menempati 1.000 m2 tanah, yang total menghabiskan biaya Rp 205 juta - seharga 16 SD Inpres komplet dengan bangku, papan tulis, dan ruang guru. TK Bakti Mulya 400, nama taman kanak-kanak itu, Rabu pekan lalu diresmikan berdirinya oleh wakil gubernur DKI Jakarta bidang kesejahteraan rakyat. Lokasi sekolah mahal ini memang di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, kompleks perumahan mewah. Dua yayasan, yakni Yayasan Pondok Mulya dan Yayasan Keluarga 400, bekerja sama mewujudkan taman kanak-kanak ini. Yang pertama adalah yayasan milik developer perumahan Pondok Indah, sedangkan rekan kerjanya adalah yayasan bekas anggota Tentara Pelajar. Kedua nama yayasan itulah yang kemudian digabung sebagai nama TK baru ini. Tak heran bila sejumlah nama beken terlibat pembangunan TK ini. Misalnya Sudwikatmono, direktur utama PT Bogasari Flour Mills Salamun A.T., Dirjen Pajak Subrata, Dirjen Radio, Televisi, dan Film. Peletakan batu pertama sekolah ini dilakukan Achmad Affandi, menteri pertanian. Nama-nama itu adalah anggota salah satu yayasan pendiri TK Bakti Mulya 400 ini. Di sekolah yang mulai Senin pekan ini mengasuh 61 murid inilah dijanjikan satu pendidikan prasekolah atau taman kanak-kanak komplet, sesuai dengan Kurikulum TK 1976. Sarana pendidikan mulai dari yang untuk mengenal alat-alat pertukangan, semacam cangkul dan pukul besi, hingga ragam hias pakaian daerah ada. Masih ditambah kolam renang dan taman lalu lintas itu tadi. Ragam sarana yang lebih lengkap dibandingkan dengan sarana yang dimiliki TK Al Azhar, yang selama ini sudah dianggap paling top di DKI Jakarta. Padahal, uang pangkal untuk masuk ke TK ini hanya antara Rp 170 ribu dan Rp 270 ribu, dengan uang sekolah tiap bulan Rp 20.000. Bandingkan dengan TK Al Azhar yang menarik uang pangkal Rp 400.000, meski uang sekolah per bulan cuma Rp 15.500. Itu masih ditambah uang gedung minimal Rp 1,25 juta.Di TK Bakti Mulya 400, beban orangtua murid telah diperingan oleh 66 donator yang dihimpun kedua yayasan. Tentu saja, kualitas pendidikan di TK Bakti Mulya belum bisa dilihat. Cuma, dengan pejabat kepala TK, Nyonya Supini, 40-an, yang sudah berpengalaman menjadi guru TK sekitar 20 tahun, diharapkan semua sarana tak bakal mubazir. Yang jelas, DKl Jakarta, yang sudah memiliki 1.388 TK, tahun ini mempunyai satu TK lagi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini