PORKAS berakhir. Paling tidak nama permainan itu tak akan lagi disebut-~sebut orang setelah Minggu malam pekan lalu -- saat penarikan undian terakhir dilakukan. Izinnya, setelah dua tahun berjalan dengan pro dan kontra berkepanjangan di kalangan masyarakat, dicabut pemerintah. Sebagai gantinya, pemerintah mengeluarkan i~zin baru untuk permainan yang hampir tak jauh berbeda. KSOB (Kupon Sumbangan Olahraga Berhadiah), pengganti Porkas itu, sudah langsung beredar mulai Selasa pekan ini. Dan penarikan pertama akan dilakukan 3 Januari ini. I~zin KSOB diberikan Menteri Sosial dengan sebuah SK bertanggal 28 Desember 1987, dan akan berlaku selama satu tahun. "Setelah habis satu tahun bisa diperpanjang lagi," ucap Dirjen Bansos, Yusuf Talib. Seperti Porkas, izin bisa diperpanjang setiap tahun. Dan pemilik i~zin masih tetap Yayasan Dana Bhakti Kesejahteraan Sosial. Namun, yang bcrubah juga ada. Yakni perusahaan yang menjadi agen tunggal pengedar Porkas selama ini, PT Sahabat Sukses, yang rupanya tak ditunjuk lagi. Sebagai gantinya adalah PT Bintang Persada. Tak jelas kenapa Sahabat Sukses, yang sudah dua tahun berturut-turut sukses mendapat kesempatan mengedarkan Porkas, kini diganti perusahaan lain. Konon bekas pengedar Porkas itu hanya kebagian jatah mencetak kupon KSOB. Yusuf Talib menolak memberi keterangan. "Sudah bosan bicara soal itu terus," kilahnya. Tapi Andi Odek, Direktur Utama PT Sahabat Sukses, membenarkan pengedar KSOB sudah di tangan perusahaan lain. Kenapa? "Kami~ tak mau mengemis. Biarlah pemerintah men~ilai sendiri," katanya. Perubahan lain, harga kupon KSOB Rp 600,00 per lembar, dua kali harga kupon Porkas. Seperti pernah dikatakan Yusuf Talib, kenaikan harga itu untuk menghindarkan rakyat kecil -- misalnya tukang becak - dari main tebak-tebakan ini. Sementara itu, meskipun hadiah yang dijanjikansama-sama 17 macam, kalau pada Porkas terbesar Rp 100 juta dan terkecil Rp 3.000,00 pada KSOB jumlahnya lebih kecil. Yang terbesar Rp 8 juta, paling kecil Rp 2.400,00. Belum termasuk potongan pa~jak sebesar 20% untuk hadiah Rp 5.000,00 ke atas dan 10% untuk di bawah Rp 5.000,00. Namun, sekalipun Porkas menjanjikan hadiah sampai Rp 100 juta, selama dua tahun Porkas berlangsung belum terdengar seorang penebak pun yang sempat meraih hadiah terbesar itu. Kenapa? Hadiah itu baru bisa diperoleh bila pemasang (kupon putih) mampu mengisi dengan benar hasil (menang-seri-kalah) 14 pertandingan yang ternyata sering pertandingannya pun tak pernah ada. Selain itu, harus pula menebak susunan 14 huruf, A--N, sesuai dengan undian yang dilakukan pelaksana Porkas. Itu sesuatu yang hampir mustahil. Pada KSOB pun, kemungkinan bagi pemasang untuk main asal tebak tidak tertutup. Untuk hadiah pertama, misalnya, selain pemasang harus menebak tepat satu skor pertandingan pada kolom yang disediakan seperti dalam Porkas yang tersedia 14 pertandingan ia harus pula menebak tepat susunan lima huruf berurutan di lajur kanan (yang juga menyediakan 14 huruf, A--N). Adakah dengan hadiah yang semakin kecil, dana yang akan diperoleh akan tetap besar? Porkas dulu sudah terbukti -- selama dua tahun hidupnya -- mampu mengumpulkan dana sebesar Rp 29 milyar. Sebanyak Rp 11,4 milyar disumbangkan untuk SEA Games. Kini tak satu pun yang bisa memberikan keterangan itu. Maklum, semua pejabat Depsos pun tutup mulut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini