DAPATKAH tahun kuliah baru diITB, Bandung, bisa dimulai Maret
mendatang? Rektor Prof. Dr. ir. Iskandar Alisyahbana dalam
siarannya lewat TVRI 9 Pebruari malam menyerukan kepada 1300
calon mahasiswa"untuk segera mendaftar mulai tanggal 25
Pebruari". Secara sendiri-sendiri para calon mahasiswa itu pun
sudah dikirimi surat.
Dalam seruan yang kemudian juga disiar-ulangkan oleh Puspen
Hankam 10 Pehruari, ia minta agar kebimbangan karena perkiraan
bahwa kegiatan akademis ITB agak terganggu hendaknya dibuang.
"Para dosen, pimpinan ITB dan pimpinan mahasiswa telah berusaha
heras, dan kami yakin bahwa kegiatan akademis akan dapat dimulai
sesuai dengan rencana," katanya.
Beberapa calon mahasiswa yang telah lulus dari ujian saringan
Proyek Perintis I dan memilih ITB, sebelum seruan itu
dikeluarkan konon sudah ada yang datang untuk mengurusi
pendaftaran. Begitu pla mahasiswa lama. Kesibukan itu mulai
nampak setelah pasukan ABRI yang menertibkan kampus 1 Pebruari,
mulai berangkat meninggalkan kampus.
Kemah-Kemah Kecil
Tapi menurut laporan harian Angkatan Bersenjata tanggal 10
Pebruari, kelompok aktivis mahasiswa yang mempergunakan kampus
ITB sebagai "Markas Komando" telah menganjurkan agar melakukan
mogok kuliah.
Keterangan yang diperoleh Angkatan Bersenjata dari Pendam VI
Siliwangi menyebutkan bahwa mahasiswa yang mogok kuliah itu
telah pula melarang orang orang yang bukan mahasiswa memasuki
ITB. Mereka mendirikan kemah-kemah kecil di dalam kampus dan
mempergunakan walkie-hand.
Untuk mengembalikan "iklim yang normal" di dalam kampus dan
memulihkan kegiatan akademis yang mulai terhalang, menurut
harian tadi, oleh Laksusda Jabar pada tanggal 9 Pebruari telah
diadakan bantuan dukungan kepada Rektor ITB.
Para petugas, tanpa kekerasan, menurut laporanAB, telah berhasil
menyuruh mahasiswa yang masih berada di dalam untuk keluar
meninggalkan kampus. Dari kurang lebih 300 mahasiswa yang semula
berada dalam kampus untuk melakukan aksi mogok itu, sebagian
besar berhasil disuruh keluar. Sisanya sampai jam 16.00 hari
itu, masih terlihat di sana-sini berkelompok dalam kampus.
Tetapi mereka tidak menunjukkan sikap yang menentang. Bahkan
beberapa mahasiswa sompat berkelakar ketika wartawan Angkatan
Bersenjata dan TV RI mengambil gambar. Kata mereka: "Lihat dong
nih, pasukan yang kalah perang."
Sementara itu di Jakarta, "Menteri P&K Sjarif Thajeb selesai
membuka Konperensi Bahasa dan Sastra Indonesia, mengatakan
kepada wartawan TEMPO Syarief Hidayat, bahwa "bantuan fisik"
dari Laksus tersebut "tidak akan mengganggu kampus". Sampai
kapan para petugas itu akan berada di ITB, dia hanya mengatakan:
"Sampai waktu yang dibutuhkan." Apakah ada korban yang jatuh?
"Tidak," jawabnya. "Tidak. Tak ada yang mati. Kalau luka-luka
keseleo ada. Itu pun bukan karena tentara, tapi karena terjatuh
waktu lari."
Dari pihak mahasiswa sampai seka, rang belum ada yang
diinterview tentang keadaan mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini