Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Soal New Normal, Imam Besar Istiqlal: Aneh Kalau Tak Pakai Masker

Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar meminta masyarakat mulai mempersiapkan new normal.

27 Mei 2020 | 13.44 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Warga berbelanja kebutuhan lebaran di Pasar Pembangunan, Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, Kamis 21 Mei 2020. Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1441 H, pasar tersebut ramai dikunjungi warga meskipun dalam masa pandemi COVID-19, tanpa memperhatikan protokol kesehatan seperti memakai masker dan menjaga jarak. ANTARA FOTO/Anindira Kintara

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar meminta masyarakat mulai bersahabat dengan Covid-19 dan menjalankan kebiasaan baru menjelang new normal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Di balik setiap musibah pasti ada hikmahnya. Oleh karena itu jangan meratapi musibah,” kata Nasaruddin dalam konferensi pers di akun Youtube BNPB, Rabu, 27 Mei 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nasaruddin mengatakan, kegiatan sekolah, perkuliahan, dan perkantoran akan dibuka di tengah pandemi Covid-19. Meski akan memulai kegiatan baru, mantan Wakil Menteri Agama ini mengingatkan agar masyarakat tidak lupa dengan kebiasaan baru yang selama ini dijalankan. Misalnya, menggunakan masker.

Menurut Nasaruddin, masyarakat tidak boleh malu, gengsi, atau menganggap aneh orang yang tidak mau melepas masker. “Justru kita harus anggap orang aneh kalau mereka tidak menggunakan masker,” ujarnya.

Pergi ke masjid pun, kata Nasaruddin, umat Islam harus tetap menggunakan tradisi baru, seperti cuci tangan dengan sabun sebelum berwudhu. Selain itu, tetap jaga jarak dengan tetangga di samping sajadah. Protokol itu harus dilakukan sampai ada informasi baru dari pemerintah dan Majelis Ulama Indonesia.

Nasaruddin juga mengimbau kepada para orang tua untuk mendoktrin anaknya yang bersekolah untuk memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Sebab, kebiasaan tersebut tidak pernah dijalani oleh mereka sebelum ada wabah Covid-19. “Doktrin sesuatu yang sangat penting untuk anak kita.”

 

Friski Riana

Friski Riana

Lulus dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana pada 2013. Bergabung dengan Tempo pada 2015 di desk hukum. Kini menulis untuk desk jeda yang mencakup isu gaya hidup, hobi, dan tren. Pernah terlibat dalam proyek liputan Round Earth Media dari International Women’s Media Foundation dan menulis tentang tantangan berkarier para difabel.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus