Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Sudharmono-lah orangnya

Sudharmono menyatakan bersedia menerima jabatan ketua umum Golkar, kalau munas Golkar memilih. kemudian muncul berbagai dukungan. hanya kursi sekretaris jenderal yang masih tanda tanya. (nas)

8 Oktober 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KAMIS siang itu Menteri Sekretaris Negara Sudharmono tengah makan siang di Restoran Nusa Indah Hotel Kartika Chandra, Jakarta, bersama Menteri Kehakiman Ali Said dan Jaksa Agung Ismail Saleh, tatkala serombongan wartawan datang "menyerbu". Ketiganya hadir dalam suatu simposium sehari, yang diselenggarakan oleh Persahi (Perhimpunan Sarjana Hukum Indonesia) di hotel tersebut, 1 Oktober lalu. Tidak seperti biasanya, siang itu Sudharmono tampak sangat terbuka. Agaknya ia memang sudah siap menjawab pertanyaan pers. Dengan tegas ia menyatakan kesediaannya menerima jabatan ketua umum Golkar. "Kalau munas Golkar mempercayai saya, insya Allah saya bersedia melaksanakan kepercayaan itu sebaik-baiknya," katanya. Seandainya ia terpilih, menurut Sudharmono, jabatan barunya itu tak akan mengganggu tugasnya sebagai Mensesneg. "Benar tugas itu berat, tapi itu bisa saja. Tinggal bagaimana membagi waktu dalam melaksanakannya," ujarnya. Kesediaan Sudharmono, salah satu anggota dewan pembina Golkar, yang diucapkan tiga pekan sebelum munas Golkar dimulai, tampaknya bagaikan bagian dari suatu awal "permainan ". Tendangan bola pertama sehari sebelumnya dilepaskan bersamaan oleh wakil ketua DPA Ali Moertopo dan anggota DPA Soegiharto. Ali Moertopo, yang juga anggota dewan pembina Golkar, dalam wawancara khusus dengan Suara Karya menyatakan pendapat pribadinya bahwa Sudharmono adalah caton yang tepat untuk dipilih menjadi ketua umum DPP Golkar. Ali Moertopo mengakui namanya bersama M. Panggabean dan Sukardi disebut-sebut juga sebagai calon ketua umum. Namun, menurut dia, "Pak Dharmono yang paling tepat pada tahap perjuangan Golkar sekarang ini." Bekas ketua Fraksi Karya Pembangunan DPR Soegiharto, dalam suatu pertemuan pers di kediamannya pada 30 September,mengemukakan bahwa Golkar harus dipimpin oleh pemimpin yang kuat untuk menghadapi tugas lima tahun mendatang. "Tidak sembarang orang dapat melakukannya. Dan Sudharmono-lah orangnya yang tepat," katanya sembari menegaskan dukungannya. Seperti sebuah paduan suara, begitu Sudharmono menyatakan kesediaannya, berbareng muncul berbagai dukungan. "Pilihan yang tepat. Secara historis, ia termasuk cikalbakal Golkar. Beliau terlibat langsung pada saat pembentukan Sekber Golkar," kata Akbar Tanjung, wakil sekretaris F-KP. Rekannya yang juga menjabat wakil sekretaris FKP, Krisantono, tak kurang pujiannya. Dari daerah mengalir juga topangan. "Pilihan itu tepat sekali. Selama ini ia dikenal sebagai pejabat tinggi yang dekat dengan Pak Harto, tapi juga mengenal baik intern Golkar. Ia orang yang tahu luar dalam," kata ketua DPD Golkar Jawa Barat, Rauf Efendi. DPD Golkar Ja-Tim malahan lebih maju. Menurut ketuanya, Moh. Said, sejak tiga bulan lalu organisasinya telah membicarakan soal calon ketua umum GOLKAR dengan DPC tingkat II se-Jawa Timur, serta berkonsultasi dengar Gubernur Soenandar dan Wahono serta Pangdan VIII/Brawijaya Mayjen Soelarso Kesimpulannya: Sudharmono yang paling cocok. Menurut Moh Said, Sudharmono orangnya supel, energetik, dan konseptor. "Dengan kelompok mana pun beliau bisa bergaul, secara kekeluargaan dan kebapakan," tuturnya. Tak dicalonkannya Ali Moertopo atau M. Panggabean, menurut dia. karena keduanya duduk di lembaga tinggi sebagai penasihat Presiden (DPA). "Berbedanya lembaga itu nantinya akan mempengaruhi kerJa sama. Tapi kalau Pak Dharmono 'kan tidak. Justru akan lebih sinkron dengan pemerintah," katanya. Faktor terpenting dukungan Golkar JaTim adalah hubungan Sudharmono dengan Presiden Soeharto. "Selama ini Pak Dharmono satu-satunya orang yang dekat dengan Pak Harto. Maksudnya, Pak Dharmono satu-satunya orang yang mampu menjabarkan keinginan Pak Harto sebagai ketua dewan pembina Golkar," kata Said. Menilik berbaai dukungan tadi, hisa dipastikan Sudharmono akan terpilih sebagai ketua umum DPP Golkar menggantikan Amir Murtono dalam munas Golkar mendatang. Sudharmono, 56 tahun, memang bisa dibilang "ikut tumbuh bersama Golkar". Mewakili Persahi Letkol Sudharmon pada 20 Oktobe 1964 ikut hadir dalam rapat pembentukan Sekber (Sekretariat Bersama) Golkar. Dalan kepengurusan DPE Sekber Golkar hasi Mukernas I di Cipayung, Kolonel Sudharmono merupakan salah satu anggota. Namun, tampaknya modal terkuat Sudharmono adalah kepercayaan Pak Harto terhadapnya. Kabarnya, dalam salah satu pertemuan beberapa anggota DPP Golkar, tanpa Amir Murtono, dengan Presiden beberapa bulan lalu di Bina Graha, Presiden mengisyaratkan, calon ketua umum mendatang hendaknya "orang yang mengerti kehendak saya," yang setiap saat "bisa minum kopi bersama saya." Hampir semua menyimpulkan: orang itu adalah Sudharmono. Kepastian terpilihnya Sudharmono sebagai calon ketua umum pasti akar memperlancar jalannya munas Golkar yang akan berlangsung 20-25 Oktober mendatang. Menurut jadwal, pembentukan formatir untuk menyusun DPP Golkar periode 1983-1988 sebetulnya baru akan dilakukan dalam rapat paripurna VI pada Selasa pagi 25 Oktober. Munas yang diselenggarakan di Mangala Wana Bhakti (kompleks Departemen Kehutanan), Senayan, dan dihadiri 1.425 peserta, menurut rencana akan dibuka 20 Oktober pagi oleh Pak Harto selaku ketua dewan pembina. Bila calon ketua umum sudah dipastikan yang belum jelas adalah calon sekretaris jenderal. Beberapa nama disebut-sebut, semuanya dari kelompok muda, antara lain Sarwono Kusumaatmadja yang saat ini menjabat sekretaris F-KP, Akbar Tanjung, serta Sukarton Marmosudjono, Asisten Menteri/Sekneg Urusan Hubungan dengan Lembaga Tertinggi/Lembaga-lembaga Tinggi Negara. Ditemui di tengah Rakernas Kosgoro di Cibubur, Jakarta Timur, Senin sore lalu, Sarwono menolak memberi tanggapan. "Tak ada komentar dari saya," ujar tokoh yang biasanya suka bicara terbuka. Begitu juga Akbar Tanjung. Kalau ia terpilih, "Sebagai generasi penerus, adalah tanggung jawab saya pada bangsa untuk tak menyia-nyiakan kepercayaan itu," ujarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus