Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Taktik Tempur Dievaluasi, Panglima TNI: Kini OPM Kalau Menyerang Mikir-mikir

Panglima TNI menyarankan agar prajurit militer di Indonesia berlomba-lomba mencari dan memikirkan ide-ide terbaik untuk kemajuan instansi.

31 Januari 2025 | 12.19 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto memberikan keterangan pers usai menyambut dan memberi penghargaan kepada Satgas Kemanusiaan TNI di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur pada Senin, 11 November 2024. Penghargaan itu diberikan lantaran satgas membantu penanggunglan bencana alam badai topan di Filipina. Tempo/Novali Panji

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengapresiasi langkah jajarannya yang melakukan evaluasi dan relokasi terhadap sejumlah taktik tempur. Dia berujar bahwa evaluasi itu punya pengaruh untuk menangani serangan dari kelompok kriminal bersenjata di Papua.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"OPM kalau menyerang kami, mikir-mikir. Kami diserang, pasti dia yang hancur," kata Agus saat memberikan pengarahan di Rapim TNI, di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur pada Jumat, 31 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meski begitu, dia menyayangkan masih ada sejumlah doktrin yang diterapkan dengan produk lama. Menurut dia, doktrin di militer perlu diperbarui.

Jenderal bintang empat ini bercerita bahwa tentara di Australia rutin mengubah doktrinnya. "Taktik infanteri 100 persen diubah, dan mereka (Australia) mengubah doktrin itu tiga sampai lima tahun," ucap Agus.

Dengan kondisi itu, dia menilai bahwa instansinya memang membutuhkan perubahan. Dia mengimbau kepada seluruh jajarannya untuk turut terlibat menjadi agen perubahan. 

"Jangan alergi kalau ada perubahan. Orang kita itu kalau ada perubahan, belum apa-apa sudah ngomel," katanya.

Panglima TNI menyarankan agar prajurit militer di Indonesia berlomba-lomba mencari dan memikirkan ide-ide terbaik untuk kemajuan instansi. Ide itu, ujar dia, bisa disesuaikan dengan penugasan tiap personel di lapangan.

Dalam keterangan sebelumnya, Agus menyatakan pendudukan Papua merupakan operasi yang dilakukan oleh pemerintah. "Operasi wilayah itu ada operasi teritorial, intelijen, tergantung bagaimana indeks kerawanan yang ada di wilayah-wilayah tersebut," ujar dia.

Khusus untuk Papua, Agus melanjutkan, penanganannya berbeda dengan wilayah lain. TNI disebut punya metode khusus untuk penyelesaian masalah di wilayah tersebut. "Senjata ya lawannya senjata," katanya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus