Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayor Jenderal Hariyanto mengeklaim instansinya selalu mengawasi prajurit militer untuk mencegah jual beli senjata api ke Organisasi Papua Merdeka atau OPM. "Kami selalu melakukan pengawasan di tubuh internal TNI baik di pusat maupun di kewilayahan," kata Hariyanto dalam keterangan tertulisnya pada Selasa, 11 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pilihan editor: Pramono Anung Dukung Pembatasan Pembangunan Vila di Puncak
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia mengatakan pengawasan ini dilakukan TNI secara berkelanjutan. Hariyanto menyebut upaya ini dengan melaksanakan pembinaan mental dan penyuluhan hukum kepada seluruh prajurit TNI.
Hariyanto memastikan TNI akan mememberikan sanksi para prajurit militer yang menjual senjata api kepada kelompok kriminal bersenjata atau KKB. Termasuk, kata dia, anggota TNI yang terlibat untuk memasok senjata api kepada kelompok tersebut.
"Kami pastikan bahwa pemberian sanksi tegas akan diberikan apabila memang ada oknum prajurit TNI yang terlibat dalam hal jual beli senjata," ujar Hariyanto.
Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM, Sebby Sambom, mengaku senjata api yang mereka dapatkan berasal dari eks prajurit TNI, Yuni Enumbi. Sebby mengatakan bahwa Yuni masih memiliki jaringan sindikat untuk menyuplai senjata api kepada kelompok mereka.
"Jaringan sindikatnya itu dari Jakarta. Saya bilang teman saya ke Kopasus, pernah bawa tiga pucuk senjata api dari Surabaya," ucap Sebby kepada Tempo melalui telepon seluler pada Senin, 10 Maret 2025.
Meski telah dipecat sebagai prajurit TNI, Sebby menyebut Yuni bekerja sama dengan prajurit militer lainnya untuk bisnis menjual senjata api. Ia mengatakan Yuni memanfaatkan koneksi internalnya di TNI untuk mendapatkan akses jual beli senjata api.
"Sekarang Yuni Enumbi ini kan pernah ditangkap lalu disidangkan dipecat karena suplai senjata ke TPNBP-OPM, tapi dia masih punya komunikasi karena dia punya teman-teman tentara masih ada jaringan itu," kata dia.
Sebby mengaku jaringan jual beli senjata api untuk menyuplai ke OPM masih ada hingga saat ini. Ia mengatakan bahwa dalang utama yang mengirim senjata api ke wilayah Papua belum tertangkap.
"Bagaimana dia (Yuni) bisa ke Surabaya beli senjata-senjata itu lalu dibawa. Jaringan sindikatnya yang master plan-nya yang mengirim senjata dari Jawa itu kan belum ditangkap. Senjata itu pasti akan datang lagi," ujar Sebby.
Pilihan editor: Pandawara Group Bertemu Prabowo Bahas Masalah Sampah