Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Airlangga (Unair) mengatakan akan memberikan sanksi kepada siapa pun yang terbukti melakukan perundungan maupun tindakan amoral lainnya. Kasus perundungan banyak ditemukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di lingkungan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua Pusat Komunikasi dan Informasi Publik (PKIP) Unair, Martha Kurnia Kusumawardani, mengatakan Unair siap membantu Kemenkes maupun pihak lain untuk melakukan investigasi, jika ada laporan yang masuk soal perundungan di institusinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Tentu dengan senang hati kami akan menyambut dengan baik, membantu, memfasilitasi dan bekerja sama agar investigasi tersebut berjalan lancar,” ucap dia melalui keterangan tertulis yang dikutip pada Kamis, 5 September 2024.
Pelaksana Tugas Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, hingga saat ini ada 542 laporan terkait dugaan perundungan pada pendidikan dokter yang masuk Kemenkes sejak Desember 2022.
Unair adalah salah satu lembaga penyelenggara PPDS. Unair memiliki Fakultas Kedokteran serta Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo. Martha berujar institusinya telah memiliki berbagai peraturan untuk mengeliminiasi, menghindari serta menangani peristiwa perundungan di lingkungan tersebut.
Martha mengatakan baik FK dan RSDS telah membentuk satuan tugas (satgas) yang berfungsi untuk menangani laporan maupun indikasi terjadinya bullying, termasuk menginvestigasi.
“Unair tidak segan-segan memberikan sanksi dan hukuman yang setimpal serta memberikan rasa keadilan bagi semua pihak,” kata dia.
Martha mengatakan Unair berkomitmen untuk menyiapkan dan menciptakan dokter serta spesialis dokter terbaik, berintegritas, unggul, bermoral tinggi, dan pengabdi sejati.