Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Yuni Enumbi Untung Rp 1,3 Miliar Jual Senjata Api Milik TNI ke TPNPB-OPM

Eks prajurit TNI menjual senjata api kepada TPNPB-OPM dibandrol dengan harga Rp 300 sampai 500 juta.

10 Maret 2025 | 19.15 WIB

Pasukan TPNPB-OPM menyiapkan prosesi pembakaran mayat Detius Kogoya, personil Komando Daerah Pertahanan (Kodap) VIII Intan Jaya. Detius tewas setelah baku tembak dalam penyerangan di Kampung Madi, Distrik Paniai Timur, Kabupaten Paniai, Papua Tengah, pada 21 dan 22 Mei 2024. Dalam penyerangan itu kelompok bersenjata ini membakar 12 bilik kios dan sejumlah bangunan sekolah. Dok. Istimewa
Perbesar
Pasukan TPNPB-OPM menyiapkan prosesi pembakaran mayat Detius Kogoya, personil Komando Daerah Pertahanan (Kodap) VIII Intan Jaya. Detius tewas setelah baku tembak dalam penyerangan di Kampung Madi, Distrik Paniai Timur, Kabupaten Paniai, Papua Tengah, pada 21 dan 22 Mei 2024. Dalam penyerangan itu kelompok bersenjata ini membakar 12 bilik kios dan sejumlah bangunan sekolah. Dok. Istimewa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM, Sebby Sambom, membeberkan nilai transaksi untuk jual beli senjata api dengan eks prajurit TNI, Yuni Enumbi. "Kami beli senjata api Rp 300 juta sampai Rp 500 juta satu pucuk," ucap Sebby kepada Tempo melalui telepon seluler pada Senin, 10 Maret 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dia menyebut untuk senjata dengan harga Rp 500 juta berjenis mini-mitrailleuse atau FN Minimi. Senjata api tersebut merupakan senapan mesin ringan berukuran 5,56 hingga 7,62 milimeter.

"Ya, satu pucuk. Kami tidak hitung uang, tapi kami hitung barangnya. Kami mau barangnya. Karena kami ini harus berpikir untuk perang," kata dia.

Dia mengatakan bahwa sekali menjual senjata api, Yuni bisa meraup keuntungan yang cukup banyak. Sebby menyebut keuntungan yang didapat Yuni sekitar Rp 1,3 miliar rupiah dari hasil jual beli senjata api tersebut.

"Puncak Jaya yang menarik. Enumbi mereka punya junior Enumbi, itu panglimanya (Yuni Enumbi). Dia yang perintahkan untuk junior Enumbi turun beli senjata," ujar Sebby.

Dia mengatakan Yuni Enumbi merupakan anggota dari satuan komando wilayah pertahanan di Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah. Sebby menyebut Yuni Enumbi mendukung kemerdekaan Papua saat masih bertugas sebagai prajurit TNI.

"Itu satu kodap (komando daerah pertahanan) di sana. Itu Yuni Enumbi. Kami mengakui dia, karena dia sudah mendukung TPN," ucap dia.

Sebby mengatakan bahwa Yuni Enumbi kala itu juga merupakan Panglima Komando Wilayah di Puncak Jaya. Sehingga, kata dia, Yuni mendapatkan akses untuk memberikan senjata api kepada Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah.

"Dia kerja atas Aspri Intel. Yuni Enumbi, dia adalah panglima Kodap Jambi di Kabupaten Puncak Jaya," kata dia.

Meski begitu, Tentara Nasional Indonesia membantah melakukan jual beli senjata ke Organisasi Papua Merdeka (OPM) melalui pasar gelap. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Candra Kurniawan.

"Kami tidak pernah menjual senjata (ke OPM)," katanya saat dihubungi pada Senin.

Dia mengatakan bahwa pihaknya hanya fokus menjalankan tugas pokok dan fungsinya di Bumi Cenderawasih tersebut. "Menjaga kedaulatan NKRI, maupun melindungi dan mengayomi masyarakat," ujar Candra.

Novali Panji Nugroho berkontribusi dalam pembuatan artikel ini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
Ā© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus