Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah bom asal pesawat tempur era Perang Dunia II meledak saat hendak dijinakkan di dalam air, di dasar Kanal Piastowski, Swinoujscie, Polandia, 13 Oktober 2020. Bom non nuklir yang dikenal dengan sebutan 'Tallboy'--terbesar di eranya--meledak di lokasi dia selama ini diam setelah hanyut dari perairan pantai Polandia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Otoritas di Polandia menemukannya di Kanal Piatowski, pada 2019. Ini adalah kanal yang menghubungkan Laut Baltik dengan Sungai Oder di perbatasan Polandia dengan Jerman. Diduga, Tallboy dijatuhkan oleh pesawat tempur Angkatan Udara Kerajaan Inggris saat menyerang armada kapal perang jenis cruiser Jerman, Lutzow, pada 1945 lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rencananya, personel penyelam dari Angkatan Laut Polandia akan menjalankan operasi penjinakan bom dengan hulu ledak berkekuatan setara 3 ton TNT tersebut selama lima hari. Diawali dengan membersihkan lumpur dan sedimen dari bom itu dan sekitarannya, skenario berikutnya yang disiapkan tim penyelam adalah memicu bahan peledak di dalam bom.
Untuk semua rencana itu, Pemerintah Polandia telah mengevakuasi 750 orang yang berada dalam radius 2,5 km dari lokasi bom. Dipastikan, tidak ada korban jiwa ataupun kerusakan infrastruktur karena ledakan bom tersebut. Termasuk dengan para penyelam itu yang berada di luar zona berbahaya.
“Proses penjinakan berubah menjadi detonasi. Obyek itu kini telah dianggap netral dan tidak akan memberi ancaman lagi," kata Letnan Dua Grzegorz Lewandowski, juru bicara pasukan pertahanan pantai Polandia di kawasan itu.
Tallboy menggunakan bahan peledak bernama Torpex. Bahan peledak jenis ini membutuhkan sebuah gelombang detonasi yang diciptakan oleh muatan peledak lain agar dapat menghasilkan efek ledakan maksimal. Jika tidak begitu, Torpex yang dipicu oleh pengapian hanya akan habis terbakar, dan bukan meledak.
Dalam panduan yang dibuatnya untuk kasus-kasus pemadaman kebakaran, Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat (NIH) merekomendasikan penanganan Torpex dengan cara evakuasi wilayah sekitar lalu membiarkannya habis dimakan api. Itu yang normalnya terjadi, habis terbakar.
Sayangnya, seperti juga diperingatkan NIH, Torpex mungkin meledak jika terlalu lama terpapar panas atau api. Diduga, inilah yang terjadi di dasar Kanal Piatowski: Tallboy meledak di tempat, mengirim pilar spektakuler di permukaan kanal. Beruntung tidak ada yang terluka.
Bom Tallboy digunakan angkatan udara Inggris pada Perang Dunia II untuk menyerang pasukan Jerman. Brooklandsmuseum
Tallboy yang memiliki panjang 6 meter dan lebar 1 meter didesain Pemerintah Inggris untuk mengoyak fasilitas perang Jerman selama Perang Dunia II, khususnya fasilitas perakitan dan peluncuran rudal V-1 dan V-2. Ketika dilepaskan dari ketinggian 20 ribu kaki dan melesat dengan kecepatan 1 km/detik, daya ledak Tallboy--hampir 0,01 daya ledakan di Beirut pada Agustus lalu--akan mampu menembus beton setebal 4 meter atau jika itu daratan, menciptakan kawah sedalam 24 meter dengan lebar 30 meter.
Salah satu bukti efektivitas bom jangkung berbobot total 5 ton ini tercatat ketika digunakan menyerang terowongan bawah tanah dan fasilitas peluncuran rudal V-1 di Wizernes, Prancis. Serangan itu menyebabkan tanah longsor dan menutup akses masuk ke area penyimpanan bawah tanah.
Tallboy juga harum namanya karena berhasil menengelamkan kapal perang Tirpitz milik Angkatan Laut Jerman. Sampai berakhirnya Perang Dunia II, pesawat pengebom AVRO Lancaster milik RAF telah menjatuhkan total 854 Tallboy di lokasi perakitan dan peluncuran rudal V-1 dan V-2 milik Nazi Jerman.
MUHAMMAD AMINULLAH | ZW | POPULAR MECHANICS | REUTERS | GLOBAL SECURITY