Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Banyak pembaca Tekno Tempo.co bertanya soal gigitan capung bisa bikin anak berhenti ngompol, mitos atau fakta? Untuk berusaha menjawab pertanyaan tersebut, redaksi kanal Tekno Tempo.co mencoba menghubungi Rosichon Ubaidillah, peneliti serangga dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya kira itu mitos ya, hingga saat ini belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan hal tersebut," kata Rosichon yang juga profesor riset di bidang Zoologi LIPI, Sabtu, 6 Januari 2017.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di Indonesia memang tersebar anggapan gigitan capung di pusar anak-anak bisa menghentikan kebiasaan mengompol anak tersebut. Belum jelas kapan pertama kali mitos itu mencuat. Namun yang jelas hal itu masih dipercaya hingga kini.
Alih-alih menyembuhkan, Rosichon berpendapat, gigitan capung malah bisa mikroba pathogen (penyakit) masuk ke dalam tubuh. "Gigitannya jelas bisa melukai kulit anak yang masih rentan," kata dia.
Selain itu, kata Rosichon, gigitan capung bisa membuat anak menjadi phobia terhadap serangga bersayap empat bermata besar itu. "Secara psikologis tidak bagus untuk anak," ujarnya.
Rosichon menjelaskan, kalau tujuannya mendisiplinkan anak untuk pergi buang air kecil sebelum tidur, semestinya orangtua bisa menggunakan cara lain. Misalnya, dengan membuatnya lebih menyenangkan.
Capung, menurut studi yang terbit dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS), merupakan predator nomor wahid di dunia. Tingkat keberhasilan keluarga capung memburu mangsanya mencapai 95 persen.
"Capung akan merobek-robek tubuh mangsanya dan terus mengunyahnya sampai berbentuk gumpalan sebelum akhirnya mereka menelannya," kata Michael L. Mei, profesor emeritus entomologi di Rutgers, seperti dikutip laman New York Times.
Simak artikel menarik lainnya untuk menjawab persoalan mitos atau fakta hanya di kanal Tekno Tempo.co.