Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Laporan Terbaru: 4 Bukti Covid-19 Berasal dari Pasar, Bukan Laboratorium Wuhan

Belum ada bukti untuk mempercayai Covid-19 bermula dari kecelakaan laboratorium, setidaknya untuk sekarang.

24 Agustus 2021 | 18.21 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Petugas kesehatan mengambil sampel swab dari seorang warga untuk tes asam nukleat Covid-19 di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, 3 Agustus 2021. Wuhan juga mengidentifikasi sejumlah klaster kasus penularan lokal baru pada Senin (2/8) saat tujuh pekerja migran di Zona Pengembangan Ekonomi dan Teknologi Wuhan dinyatakan positif tertular virus Corona. Xinhua/Wu Zhizun

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Satu lagi laporan yang menguatkan kemungkinan pandemi Covid-19 dimulai dari hewan yang terinfeksi. Hewan itu menularkan SARS-CoV-2, virus corona penyebab pneumonia, ke manusia di pasar hewan hidup di Wuhan, Cina. Laporan dimuat sebagai tinjauan kritis yang diterbitkan dalam jurnal Cell terbaru.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Laporan dibuat oleh 21 ilmuwan dari berbagai negara. Mereka menyajikan bukti bahwa skenario tersebut lebih mungkin daripada teori yang menyebutkan bahwa virus berasal dari sebuah kecelakaan laboratorium.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ahli virologi evolusioner dari University of Utah Health, Amerika Serikat, yang juga penulis laporan, Stephen Goldstein, menilai diskusi tentang asal mula pandemi telah dipolitisasi dan semakin panas. “Dan kami merasa waktu yang tepat untuk melihat secara kritis semua bukti yang ada,” ujar dia, seperti dikutip Medical Xpress, Senin, 23 Agustus 2021.

Goldstein menuli bersama dengan ilmuwan lainnya,  seperti Edward Holmes dari University of Sydney, Australia, dan Andrew Rambaut dari University of Edinburgh, Inggris. Mereka menyatakan, mencegah pandemi di masa depan membutuhkan kemauan politik yang tepat untuk memotong rute virus ini memasuki populasi manusia. “Tapi berfokus ke arah yang salah akan menghalangi upaya itu terjadi,” katanya lagi.

Berikut penjelasan detail Goldstein dan tim peneliti itu mengenai asal-usul Covid-19:

1. Pasar hewan episentrum awal Covid-19 

Peta yang menunjukkan lokasi geografis gelombang pertama kasus Covid-19 pada Desember 2019 menunjukkan awal mula kemunculannya dekat Pasar Grosir Makanan Laut Huanan di Wuhan, Cina. Juga pasar lain yang dilaporkan memiliki perdagangan hewan hidup.

Dalam minggu-minggu berikutnya, kasus menyebar ke luar secara geografis. Kasus-kasus itu diikuti oleh kematian pada Januari 2020, penanda kedua bagaimana virus menyebar ke seluruh populasi. Demikian pula, kematian itu awalnya terlokalisasi dekat pasar hewan. 

"Ini memberi tahu kita di mana epidemi dimulai dan di mana penularan intens dimulai," tutur Goldstein sambil menambahkan bahwa hal ini menunjukkan epidemi dimulai di pasar di distrik itu, Pasar Huanan dan mungkin juga pasar lain.

2. Kurang bukti dari kebocoran laboratorium

Institut Virologi Wuhan, yang sering disebut sebagai sumber kebocoran laboratorium, juga ditandai di peta, tapi jauh dari pasar hewan hidup. Tak satu pun dari kasus pertama yang terdokumentasi—atau kematian berlebihan dalam minggu pertama kemunculannya—terletak di dekat lokasi itu.

Institut Virologi Wuhan.[ Li Hao/Global Times]

Selain itu, tak satu pun dari kasus terdokumentasi pertama dilaporkan terkait dengan staf di laboratorium. Tidak ada bukti bahwa para peneliti di institut tersebut bekerja dengan SARS-CoV-2 atau virus yang terkait erat. 

3. Penyakit menular pada manusia sering kali berasal dari hewan 

Covid-19 bukanlah penyakit menular berbasis virus corona pertama yang terkait dengan pasar hewan. Wabah SARS pada 2002 dan 2003, penyakit yang disebabkan oleh SARS-CoV, juga dikaitkan dengan pasar di Cina yang menjual hewan hidup.

Selain SARS-CoV dan SARS-CoV-2, lima virus corona lainnya telah menyeberang ke manusia dari hewan dalam 20 tahun terakhir. Dikombinasikan dengan pengamatan bahwa sebagian besar virus pada manusia, baik virus corona maupun jenis virus lainnya, berasal dari hewan yang terinfeksi.

4. Tak ada tanda rekayasa genetikaa

Argumen berulang untuk teori kebocoran laboratorium adalah bahwa virus, SARS-CoV-2, membawa kode genetik pendek tertentu yang kadang-kadang menjadi ciri produk rekayasa dari laboratorium. Untuk menyelidikinya, para peneliti sebelumnya telah menganalisis urutan genetik dari beberapa virus corona dan menemukan kode yang dimaksud adalah hal yang biasa di antara mereka.

Penulis tinjauan ini lebih lanjut menentukan bahwa kode spesifik dalam SARS-CoV-2 tidak sempurna dan karena itu tidak akan menjalankan fungsinya dengan baik. Menurut peneliti, tidak ada alasan logis mengapa virus yang direkayasa akan memanfaatkan situs pembelahan furin yang suboptimal, yang akan memerlukan prestasi rekayasa genetika yang tidak biasa dan kompleks yang tidak perlu.

Ilustrasi virus Corona atau Covid-19. Shutterstock

“Pemeriksaan urutan genom virus belum menemukan tanda-tanda potensial lain dari manipulasi yang disengaja,” tutur peneliti.

Sementara sejumlah besar bukti ilmiah mendukung virus Covid-19, SARS-CoV-2, yang berasal dari satwa liar, jenis hewan-hewan itu belum ditemukan secara pasti. "Kami tidak bisa mengesampingkan kemungkinan kecelakaan laboratorium," ujar Goldstein, dan menerangkan hal itu tidak bisa ditolak sepenuhnya, "Tapi sangat tidak mungkin untuk sekarang karena tidak ada buktinya." 

MEDICAL XPRESS | CELL

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus