Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Lolos dari Antibodi Penetralisir, Omicron Bisa Dihadang Sistem Imun Sel T

Didapat dari vaksinasi maupun infeksi alami, inikah penyebab gejala infeksi Omicron ringan saja?

4 Januari 2022 | 19.12 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Seorang pria mengenakan masker saat melintas di depan mural Covid-19 di kawasan Bukit Duri, Jakarta, Rabu, 25 November 2020. Dari jumlah tersebut, sebanyak 429.807 orang dinyatakan sembuh dan 16.225 orang lainnya meninggal. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa mutasi pada protein paku SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, khususnya varian Omicron, berkontribusi kepada kemampuan virus menghindar dari respons antibodi penetralisir dalam tubuh. Bagaimana terhadap komponen respons adaptif lainnya, seperti sel T? 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kemampuan sel T untuk bereaksi terhadap Omicron diuji pada peserta yang telah divaksinasi dengan Ad26.CoV2.S (vaksin Janssen) atau BNT162b2 (vaksin Pfizer), serta pada pasien Covid-19 yang tidak divaksinasi dan dalam masa pemulihan. Hasilnya, tim peneliti dari lembaga multi-nasional menemukan bahwa 70-80 persen respons sel T dengan reseptor CD4 dan CD8 terhadap protein paku Omicron konsisten di seluruh kelompok penelitian.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain itu, meskipun memiliki lebih banyak mutasi, besarnya sel T reaktif silang Omicron sebanding dengan terhadap varian Beta dan Delta. Serta, respons sel T terhadap protein paku virus varian sebelumnya, nukleokapsid, dan protein membran pada pasien rawat inap yang terinfeksi Omicron setara dengan yang terlihat pada individu yang dirawat di rumah sakit pada gelombang sebelumnya yang didominasi oleh variasi Beta, atau Delta. 

Menurut temuan ini, terlepas dari luasnya mutasi pada Omicron dan kerentanan yang lebih rendah terhadap antibodi penetralisir, sebagian besar respons sel T yang ditimbulkan oleh vaksinasi atau infeksi alami mampu secara spontan mengenali variasi tersebut. “Pengamatan klinis awal dari Afrika Selatan menunjukkan kekebalan sel T yang terpelihara dengan baik terhadap Omicron dapat berkontribusi melindungi dari penyakit yang parah,” tertulis dalam studi yang terbit dalam pracetak medRxiv, akhir tahun lalu.

Secara keseluruhan, temuan ini menunjukkan bahwa vaksinasi dan infeksi alami Covid-19 menimbulkan respons sel T dengan reseptor CD4 dan CD8 yang kuat yang sebagian besar bereaksi silang dengan Omicron. Bahkan konsisten dengan penelitian terbaru tentang pelepasan sel T oleh Beta, Delta, dan varian lainnya.

Meskipun sejumlah antibodi penetralisir yang signifikan lolos terhadap Omicron, respon sel T dipertahankan pada 70-80 persen kasus. "Imunisasi atau infeksi sebelumnya yang mungkin masih memberikan perlindungan yang signifikan terhadap penyakit parah dari mutasi Omicron,” bunyi penelitian itu.

Faktanya, dibandingkan dengan gelombang Delta terakhir, Afrika Selatan telah mencatat kemungkinan rawat inap yang lebih rendah dan morbiditas. Efek Omicron yang lebih ringan mungkin disebabkan oleh respon sel T reaktif silang tersebut yang disebabkan oleh vaksinasi atau infeksi.

Menkes Budi Sadikin pastikan Covid-19 varian baru B.1.1.529 atau Omicron belum terdeteksi di Indonesia.

“Ketahanan respons sel T ditetapkan dalam penelitian ini, yang menjadi pertanda baik untuk mengantisipasi kemunculan jenis atau varian mutasi baru di masa depan,” kata para peneliti.

Namun, medRxiv menerbitkan laporan ilmiah awal yang belum ditinjau oleh rekan sejawat. Oleh karena itu, tidak boleh dianggap sebagai konklusif, memandu praktik klinis/ perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, atau diperlakukan sebagai informasi yang mapan. 

NEWS MEDICAL | MEDRXIV 



Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Zacharias Wuragil

Zacharias Wuragil

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus