Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung pekan ini menambah ranjang untuk merawat pasien Covid-19 bergejala sedang hingga berat. Penambahan itu sesuai rencana nasional dan lonjakan pasien belakangan ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Sekarang bisa sampai 50-an orang hariannya,” kata Pelaksana Harian Direktur Pelayanan Medik, Perawatan dan Penunjang RSHS Bandung, Yana Akhmad Supriatna, Kamis, 24 Juni 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tren harian kasus Covid-19, menurutnya, masih meningkat. Dia membandingkan sebelum Lebaran lalu pasien baru Covid-19 yang masuk ruang perawatan isolasi khusus berkisar 6-11 orang. Sementara kini bisa mencapai 50-an orang sehari. “Arahan dari pemerintah pusat setiap rumah sakit untuk meningkatkan kapasitas,” ujar Yana.
Pada pekan ini RSHS Bandung menambah lima ranjang di ruang intensif dari kapasitas sebelumnya yaitu 48 unit. Sementara di ruang perawatan isolasi ditambah 100 ranjang. “Total mencapai 336 ranjang dalam minggu ini,” kata dia. Penambahan ranjang itu membuat angka rasio keterisian menurun, namun bukan penurunan kasus.
Lonjakan pasien Covid-19 ini juga berdampak pada layanan bagi pasien non-Covid-10. “Kita mulai melakukan beberapa kebijakan seperti awal pandemi, jadi ada pembatasan pelayanan operasi elektif,” kata Yana. Operasi elektif adalah pembedahan yang terencana dan tidak harus segera dilakukan.
Selain itu penyaringan pasien yang datang ke Instalasi Gawat Darurat akan lebih diperketat. Tujuannya agar tidak ada pasien bergejala Covid-19 yang masuk ke jalur pasien non-Covid-19. Penunggu pasien juga dibatasi hanya seorang. “Di rawat inap juga dan screening bagi penunggu,” kata dia.
Di bagian rawat jalan akan diterapkan pembatasan layanan. Menurut Yana, biasanya ketika pasien Covid-19 bertambah banyak di RSHS Bandung, pasien rawat jalan ikut berkurang. Selain itu tim khusus melakukan pelacakan kontak dari kasus tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19. “Tenaga kesehatan yang bergejala dan berisiko tinggi dilakukan swab test,” ujarnya.
Saat ini para dokter dan perawat di lingkaran (ring) satu yang berhadapan langsung dengan pasien Covid-19, ditempatkan khusus tempat tinggalnya. Akomodasi mereka di sebuah hotel berbintang milik pemerintah provinsi Jawa Barat. Adapun di lingkungan ruangan kerja, akan diatur ulang karyawan yang harus bekerja di kantor dan di rumah. Kumpulan rapat dibatasi dengan pertemuan secara virtual. “Juga khususnya kalau ada libur Sabtu Minggu untuk tidak bepergian ke luar daerah,” kata Yana.