Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah tim peneliti di University of British Columbia telah menemukan dua jenis enzim yang bersama-sama dapat mengubah golongan darah tipe A menjadi golongan darah O di dalam bioma usus manusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Phys.org, 17 Juni 2019, dalam laporan yang terbit di Jurnal Nature Microbiology, kelompok peneliti ini menggambarkan studi metagenomik dari bakteri pada kotoran manusia dan memaparkan hasil yang mereka temukan.
Sebelumnya tim ini sudah pernah melakukan penelitian yang hasilnya menunjukkan bahwa enzim tertentu dapat digunakan untuk mengubah A, B, atau AB menjadi O dengan menghilangkan antigen.
Dalam penelitian barunya kali ini, mereka menemukan bahwa ada dua enzim yang apabila bekerja bersama, mengubah darah tipe A menjadi O. Temuan lain yang menarik adalah bahwa enzim tersebut ditemukan ada pada bioma usus manusia.
Proses perubahan tersebut terjadi dengan melibatkan pemindahan DNA dari uncultured bacteria ke Escherichia coli, lalu hasilnya digunakan untuk menyingkap mikroba yang mampu menghilangkan antigen dari permukaan sel darah merah.
Tim melaporkan bahwa temuan awal mereka ini tidak terlalu positif. Pasalnya mereka tidak menemukan mikroba yang dapat melakukan pekerjaan itu. Akan tetapi mereka menemukan dua yang bisa melakukannya bersama.
Yang pertama, deasetilase GalNAc, mengubah antigen menjadi amina, dan yang kedua menghilangkan amina dan menghasilkan sel darah tanpa antigen, tipe O.
Tim saat ini berencana untuk melanjutkan studi mereka untuk menentukan apakah mereka akan aman digunakan untuk mengubah darah untuk transfusi menjadi subyek uji manusia atau tidak.
Ada empat jenis darah pada manusia; A, B, AB dan O. Mengutip dari healthline.com, keempatnya memiliki perbedaan yang didasari oleh adanya protein yang melekat, atau yang akrab disebut sebagai antigen.
Mereka yang memiliki antigen tipe A memiliki darah tipe A, mereka yang memiliki antigen tipe B memiliki darah tipe B, mereka yang memiliki kedua antigen memiliki darah tipe AB, dan mereka yang tidak memiliki antigen dipermukaan sel darahnya memiliki darah Tipe O.
Masing masing akan memicu respons imun manakala pada saat proses transfusi darah, darah mereka bertemu dengan darah yang memiliki antigen yang salah. Respon tersebut dalam jangka panjang jika tidak ditangani dengan baik dapat berujung pada sejumlah penyakit yang mematikan.
Namun respons imun tersebut tidak akan ditemukan pada golongan darah O, karena golongan darah tersebut menyandang predikat sebagai donor universal, sehingga dapat ditransfusikan kepada semua jenis golongan darah.
HEALTHLINE|PHYS|RIDWAN KUSUMA AL-AZIZ