Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Penumpang Pesawat Batik Air Sebut Mukjizat Tuhan, Berbahayakah Insiden Pilot dan Kopilot Ketiduran?

Penumpang Batik Air ini tak menaruh curiga saat pemandangan di kace jendelanya menunjukkan garis pantai selatan Jawa.

12 Maret 2024 | 20.38 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Batik Air. Dok. Lion Air

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Origa (28) merekam pemandangan garis pantai selatan Pulau Jawa dalam penerbangannya menumpang pesawat Batik Air ID6723 pada Kamis pagi, 25 Januari 2024. Dalam video berdurasi 45 detik yang dibagikannya lewat akun media sosial X, tampak beberapa saat kemudian sayap kiri pesawat terangkat menandakan pesawat sedang bermanuver.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Origa mengaku kalau saat itu membuat video sebatas mengagumi pemandangan. Baru belakangan, lebih dari sebulan dari penerbangan yang dilakukannya itu, dia menyadari kalau pesawat yang ditumpanginya itu ternyata terbang kebablasan. Pesawat Batik Air A320 Kendari-Jakarta ditinggal tidur pilot dan kopilotnya secara bersamaan selama sekitar 28 menit.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dampaknya, pesawat yang sedang terbang autopilot mode heading select demi menghindari cuaca buruk itu lupa dikembalikan arahnya menuju Bandara Soekarno-Hatta di pantai utara Jawa. Pesawat  terbang melenceng di sisi timur dari jalur yang semestinya dituju. 

"Baru tau beritanya hari ini, masih sangat bersyukur diberikan mukjizat sama tuhan, masih dikasih kesempatan untuk di dunia," kata Origa dalam postingan 9 Maret 2024.

Saat dihubungi, ia mengungkapkan bahwa keadaan di dalam pesawat selama penerbangan berjalan normal karena penumpang tidak tahu bahwa pilot dan kopilot saat itu sedang tertidur. "Tidak ada kepanikan sama sekali," katanya.

Sedang dalam unggahannya di media sosial Origa juga menyatakan tidak punya rasa curiga saat mendapati pemandangan garis pantai selatan Jawa. Termasuk saat mengetahui penerbangannya pada pagi itu lebih lama lebih dari 30 menit daripada biasanya. 

Dia hanya berpikir, pesawat mungkin menunggu antrean untuk mendarat karena bandara sibuk. "Yang saya pikirin itu travel saya dari Jakarta ke Bandung takut hangus," cuitnya.

Penerbangan Batik Air (BTK673) nomor pesawat PK-LUV pada 25 Januari 2024. Pilot dan kopilot tertidur hampir setengah jam sehingga pesawat yang mestinya mendarat di Cengkareng sempat nyasar sampai sekitar langit Cianjur-Sukabumi. Sumber: KNKT.

Terpisah, seorang pilot senior di maskapai penerbangan nasional menegaskan pesawat Batik Air tidak kesasar atau tersesat akibat insiden ketiduran pilot dan kopilot selama sekitar 28 menit tersebut. Alasannya, pesawat masih dalam pantauan ATC dan pilot mengetahui di mana keberadaannya sebelum memutar arah. 

Menurutnya, risiko terburuk dari insiden ini adalah waktu yang terbuang, juga avtur yang lebih banyak terbakar karena rute menjadi lebih panjang. Dia menepis kemungkinan pesawat akan celaka. 

Dia menerangkan sistem autopilot yang didukung komputerisasi navigasi penerbangan sudah dimiliki semua pesawat bermesin jet. Selain juga ada ATC yang menuntun atau mengawal pergerakannya. Dia merujuk kepada pertanyaan berulang ATC kepada pesawat Batik, seperti yang ada dalam kronologi KNKT: berapa lama anda akan bertahan di arah ini?

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus