Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

PT Dirgantara Indonesia Serahkan CN235 Modifikasi dan Helikopter ke TNI AL

Pesawat yang diserahterimakan merupakan pesawat PT Dirgantara Indonesia pertama yang telah dimodifikasi dan di-upgrade seluruh sistem avioniknya.

15 Juni 2022 | 19.37 WIB

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bersama Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono dan Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia di sela acara penyerahan satu unit pesawat CN235-200 Maritim Patrol Aircraft dan dua unit helikopter AS565 MBe Panther Anti Kapal Selam di Hanggar Aircraft Service PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Rabu, 15 Juni 2022. (PT Dirgantara Indonesia).
Perbesar
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bersama Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono dan Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia di sela acara penyerahan satu unit pesawat CN235-200 Maritim Patrol Aircraft dan dua unit helikopter AS565 MBe Panther Anti Kapal Selam di Hanggar Aircraft Service PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Rabu, 15 Juni 2022. (PT Dirgantara Indonesia).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Bandung - PT Dirgantara Indonesia menyerahkan satu unit pesawat CN235-220 Maritime Patrol Aircraft (MPA) Full Mission dan dua unit helikopter AS565 MBe Panther Anti Kapal Selam (AKS) Full Mission pesanan Kementerian Pertahanan untuk TNI Angkatan Laut di Hanggar Aircraft Services PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Rabu, 15 Juni 2022. Penyerahan tersebut disaksikan oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana TNI Yudo Margono.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Gita Amperiawan mengatakan, pesawat CN235-220 Maritime Patrol Aircraft (MPA) Full Mission merupakan pesawat angkut militer yang dirancang memenuhi kebutuhan TNI AL untuk menjalankan misi patroli maritim.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Pesawat yang diserahterimakan ini juga merupakan pesawat PT DI pertama yang telah dimodifikasi dan di-upgrade seluruh sistem avioniknya dengan menggunakan teknologi Full Glass Optic dan display digital yang terintegrasi,” kata dia, Rabu.

Pesawat tersebut untuk memenuhi kontrak pengadaan yang diteken PT DI dengan Kementerian Pertahanan pada 25 Juli 2017. Pesawat jenis tersebut merupakan pesawat keenam yang dikirimkan untuk TNI Angkatan Laut yang diperuntukkan sebagai pesawat patroli maritim.

Pesawat tersebut mampu mengudara hingga delapan jam, dan mendarat dan terbang di atas landasan pacu pendek sepanjang 760 meter. Pesawat tersebut dilengkapi Msision System yang terintegrasi ke dalam Mission Management System (MMS) dari Nexeya, serta beberapa perangkat pendukung misi seperti High Performance Search Radar yang mampu mendeteksi hingga 200 Nautical Mile (NM) sehingga dapat melakukan surveillance pada wilayah permukaan laut secara terus menerus ke segala arah.

Pesawat CN235-220 MPA dengan tail number AX-2349 tersebut mengusung mesin General Electric CT7-9C. Pesawat tersebut juga dilengkapi Automatic Identification System (AIS) sebagai sistem pelacakan otomatis untuk mendeteksi sekaligus target, sekaligus merekam situasi di sekitar area terbang baik dalam kondisi siang atau pun malam hari.

Gita mengatakan pesawat CN235-220 MPA tersebut saat ini memiliki kandungan lokal (TKDN) menembus 42,56 persen. Pembangunan pesawat tersebut menyerap hingga 122 ribu man hour pada area engginering dan 399 ribu man hour pada lini produksi dengan sebagiannya adalah tenaga milenial yang belum lama direkrut PT DI.

“Dengan seluruh modifikasi dan pengembangan mission system tersebut telah terserap 122 ribu man hour PT DI di daerah engineering, di mana 30,1 persen di antaranya merupakan engineering milenial. Sedangkan di area produksi adalah 399 ribu man hour dengan kontribusi tenaga milenialnya mencapai 40 persen,” kata Gita.

Gita mengatakan, untuk dua Helikopter AS565 MBe Panther yang diserahkan bersamaan merupakan helikopter pertama besutan PT DI yang mengusung sistem antikapal selam. “Ini merupakan helikopter Panther pertama di Indonesia, bahkan di dunia yang dilengkapi dengan sistem anti kapal selam yang tentunya menjadi tantangan tersendiri,” kata dia.

Dua helikopter tersebut merupakan helikopter Naval Versioan yang dikembangkan PT DI bersama Airbus Helicopter. PT DI selanjutnya menyiapkan sistem anti kapal selam helikopter tersebut. Heli tersebut misalnya dilengkapi torpedo dan peralatan sonar varian terbaru.

Gita mengatakan, helikopter yang merupakan bagian dari kontrak pengadaan yang diteken PT DI dengan Kementerian Pertahanan pada 30 September 2014 tersebut dilengkapi Dipping Sonar L3 Ocean System DS-100 Helicopter Long-Range Active Sonar (HELRAS) yang dipergunakan sejumlah negara di antaranya Kanada, Turki, serta Amerika Serikat. Sonar tersebut memiliki jangkauan hingga 30 nautical miles dan dapat beroperasi optimal di area laut dangkal hingga laut dalam.

“Dalam tahap pengembangan full konfigurasi AKS ini, PT DI telah melaksanakan rangkaian uji berdasarkan requiremet dan prosedur yang ditentukan bersama-sama dengan penyedia, dalam hal ini user TNI AL, serta telah direview otoritas dalam hal ini Kementerian Pertahanan,” kata Gita.

Gita mengatakan, helikopter tersebut telah melewati sejumlah rangkaian pengujian, di antaranya heli performance, fly quality, electronic system test, serta sonar initial test untuk memastikan sistem yang terpasang tidak mengubah karakteristik terbang helikopter, dan memastikan keamanannya.

“Jumlah jam terbang yang digunakan untuk kegiatan uji adalah 110 flying hours. Belum termasuk flight training dan uji lanjutan untuk diving sonar yang akan disempurnakan TNI Angkatan Laut seusai dengan operasional requirement yang disepakati,” kata dia.

Gita mengakui, butuh waktu yang cukup lama untuk memenuhi pesanan Kementerian Pertahanan tersebut. “Kami PT DI berkomitmen menyelesaikan seluruh kontrak sebagai upaya kami memperbaiki kinerja sekaligus meningkatkan kepercayaan customer,” kata dia.

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengatakan, pesawat dan helikopter yang diterimanya hari ini untuk memperkuat alutsista TNI Angkatan Laut. “Hari ini kita menyaksikan suatu penyerahan hasil kerja PT Dirgantara Indonesia untuk memperkuat TNI, hari ini jajaran Angkatan Laut. Tadi saya katakan, kita tidak tahu kapan bahaya mengancam, karena itu kalau mau selamat, mau tidak mau TNI harus kuat, bangsa ini harus kuat,” kata dia.

Prabowo mengatakan, Indonesia membutuhkan Angaktan Laut yang kuat yang mampu menjaga kekayaan laut Indonesia. Dengan luas wilayah setara Eropa, Indonesia ditaksir memiliki kekayaan laut setara US$3 0 miliar.

“Apakah kita bersedia mengeluarkan anggaran supaya kita punya kekuatan Angkatan Laut yang kuat bisa menjaga kekayaan itu. Cobalah kalau kita keluarkan anggaran untuk Angkatan Laut katakanlah US$ 2 miliar tiap tahun untuk menjaga 30 miliar ini, apakah ini tidak masuk akal sehat. Kalau kita tidak punya Angkatan Laut yang kuat, jangan salahkan ada negara lain yang mengambil kekayaan kita, ikan kita, gas kita, minyak kita,” kata Prabowo.

Prabowo mengatakan, Presiden Joko Widodo setuju untuk menambah anggaran untuk memperkuat TNI. “Presiden sudah menggariskan dan sudah mendukung satu anggaran yang besar untuk kita, tapi masih ada birokrasi yang menganggap pertahanan itu bukan sesuatu yang vital,” kata dia.

Prabowo meminta PT DI agar menambah inovasi baru. “Rakyat  menuntut prestasi-prestasi. Kita perlu bukti prestasi. Karena itu saya senang kalau dapat undangan seperti ini karena saya bisa merasakan dan melihat hasil yang sudah dikerjakan. Walaupun kita koreksi, kalau kita lihat berapa tahun penyelesaian ini kita harus juga koreksi. Menurut saya bisa dipercepat produksi alutsista-alutsista ini,” kata dia.

Baca:
PT Dirgantara Indonesia: Bioavtur J2.4 Siap Uji Terbang

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus