Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tim peneliti di Stanford University, California, Amerika Serikat, menemukan rata-rata suhu badan normal manusia 36,6 derajat Celsius. Mereka menegaskan adanya pendinginan dari angka yang selama ini diyakini untuk suhu badan normal manusia yakni 37 derajat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mereka meneliti sebanyak 677.423 data temperatur badan orang di Amerika yang dikumpulkan sejak awal abad 19 hingga saat ini. Hasilnya, penurunan rata-rata suhu badan normal dari dekade ke dekade baik pada pria maupun perempuan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ada dua bukti yang disodorkan untuk memperkuat kesimpulan itu bahwa pendinginan suhu badan tak terjadi karena kesalahan pengukuran termometer masa lalu. Pertama, tren penurunan suhu badan normal itu terlihat pula di antara data pengukuran di era modern dengan termometer yang dianggap sudah akurat.
"Penurunan suhu pada 1860-an hingga 1960-an juga kami lihat di antara data 1960-an hingga kini, dan saya kira tidak ada perbedaan antara termometer-termometer yang kita gunakan pada 1960-an dan saat ini," kata Julie Parsonnet, ketua tim penelitian itu dalam jurnal eLife seperti dikutip Newscientist 10 Januari 2020.
Bukti kedua yang disodorkannya adalah temuan bahwa suhu badan orang tua cenderung lebih hangat daripada yang lebih muda pada data pengukuran tahun yang sama. Menurut Julie, data yang tak beraturan akan didapat jika memang termometernya tidak baku dan akurat.
Penurunan suhu badan manusia dari masa ke masa, menurut Julie dan timnya sangat mungkin terjadi karena mikrobiologi tubuh manusia saat ini sangat berbeda dari manusia di masa-masa sebelumnya. Julie menerangkan, tubuh manusia modern tak lagi memiliki infeksi sebanyak masa sebelumnya.
"Terima kasih kepada perkembangan vaksin dan antibiotik sehingga sistem kekebalan tubuh kita tidak seaktif dari masa lalu dan jaringan tubuh kita tak lagi mengalami peradangan sebanyak sebelumnya," katanya sambil menambahkan, tren suhu badan normal ini mungkin ditemukan di negara selain Amerika Seikat yang sistem kesehatan masyarakatnya semakin baik.