Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Senjata Api dan Bunuh Diri, Ini Data dan Studinya di Dunia

Data pada 2019 menyebut ada hampir 53 ribu kasus bunuh diri dengan senjata api di dunia. Tertinggi di Greenland. Bukan Amerika?

27 Mei 2022 | 22.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sejumlah pria yang menyebut dirinya gerakan Boogaloo Boys, berpose degan senapan semi-otomatis menjelang pelantikan Presiden terpilih Joe Biden, di Richmond, Virginia, 17 Januari 2021. Menjelang pelantikan Joe Biden sekelompok demonstran dengan senjata api mendatangi Capitol di negara bagian. REUTERS/Jim Urquhart

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tingkat bunuh diri menggunakan senjata api telah menurun secara global dalam tiga dekade terakhir tapi tetap tinggi di negara-negara kaya. Di Amerika Serikat, angkanya lebih rendah daripada 1990 namun meningkat kembali sejak 2006.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Irena Ilic dari University of Belgrade, Serbia, dan sejumlah koleganya menganalis data dari 204 negara dan menemukan, antara 1990 dan 2019, tingkat kematian bunuh diri menggunakan senjata api menurun rata-rata dua persen per tahun. Itu dianggap sesuai dalam tren kematian bunuh diri yang lebih luas di global. Tapi untuk penyebab senjata api, penurunan bisa jadi spesifik merefleksikan peningkatan aturan yang membatasi kepemilikannya di dunia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Ada banyak negara menyadari peran senjata api dalam bunuh diri, dan itu kemungkinan berkontribusi ke penurunan angka bunuh diri," kata Paul Nestadt dari Johns Hopkins University, Amerika Serikat.

Setiap tahunnya, WHO mencatat lebih dari 700 ribu orang di dunia meninggal bunuh diri. Lebih dari dua pertiganya terjadi di negara-negara dengan pendapatan rendah-menengah. Tapi untuk yang melibatkan senjata api, angkanya tertinggi di negara-negara yang lebih kaya, termasuk di dalamnya Amerika Serikat, Prancis, Kanada, Swiss, Finlandia dan Norwegia.

Data pada 2019 menyebut ada hampir 53 ribu kasus bunuh diri dengan senjata api di dunia. Tertinggi di Greenland. Menurut perkiraan studi Global Burden of Disease, sebanyak sembilan orang meninggal karena kasus ini di Greenland sepanjang 2019. Itu artinya, proporsi 14,11 kematian per 100 ribu orang atau 24,52 kematian per 100 ribu laki-laki.

Di Amerika Serikat, sebanyak 23.365 orang meninggal karena bunuh diri dengan senjata api pada tahun yang sama. Tapi perbandingannya lebih kecil, yakni 5,76 per 100 ribu penduduknya atau 10,13 kematian per 100 ribu laki-laki. Cina, Jepang dan Singapura menjadi tiga yang terendah dengan kurang dari 0,05 kematian per 100 ribu penduduknya.

Sejumlah studi menunjukkan semakin ketat aturan yang berlaku untuk peredaran atau kepemilikan senjata api, semakin rendah angka kasus pemanfaatannya untuk bunuh diri. Sebagai contoh, setelah Australia mengesahkan legislasi yang membatasi akses ke senjata api pada 1996, kasus bunuh diri dengan senjata api drop 7,4 persen per tahun dari sebelumnya rata-rata 3 persen per tahun.

Austria mengamati pola penurunan serupa setelah introduksi pengendalian senjata pada 1997. Dampak yang sama juga terjadi di Amerika. Tapi di Amerika, meski kasus bunuh diri dengan senjata api lebih rendah daripada era 1990-an, angkanya kembali naik sejak 2006 bersamaan dengan meningkatnya akses ke senjata.

Sejak 2000, produksi senjata api di negara itu memang berlipat hampir tiga kali lipat. Data didapat dari laporan terbaru dari Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api dan Bahan Peledak AS.

Karena setiap percobaan bunuh diri kerap aksi yang impulsif, akses ke senjata api pun meningkatkan risiko kematian. Sebuah studi pada 2020 yang mempelajari 26 juta warga California selama 12 tahun menemukan kalau laki-laki yang memiliki senjata api delapan kali lebih besar kemungkinannya akan mati bunuh diri ketimbang mereka yang tidak memilikinya. Untuk perempuan, kecenderungannya bahkan berlipat 35 kali untuk mereka yang memiliki senjata api.

Dari seluruh jenis percobaan bunuh diri, 8,5 persennya berujung kematian. Angkanya melompat menjadi 90 persen jika senjata api yang digunakan.

NEW SCIENTIST

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus