Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - SMK Model PGRI 1 Mejayan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur menciptakan mobil bertenaga listrik untuk bantu pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Karya inovatif dari siswa dan guru SMK Model PGRI 1 Mejayan tersebut diberi nama Mobil Toko Kampung Pesilat (Mokokasi).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski terdengar janggal, penggunaan istilah Kampung Pesilat bukan tanpa alasan. Kepala SMK PGRI 1 Mejayan, Sampun Hadam, mengatakan nama itu diibaratkan ketika UMKM maju, hal itu selayaknya Kampung Pesilat yang siap melawan gempuran ekonomi apapun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari laman resmi Direktorat Jenderal Vokasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, konsep mobil listrik karya SMK Model PGRI berbeda dengan kendaraan listrik pada umumnya yang fokus sebagai kendaraan penumpang. Desain mobil listrik disesuaikan dengan kebutuhan si pemesan. Karena sesuai keinginan pemesan, mobil ini memiliki berbagai macam desain.
Baca juga:Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Buka Lowongan Kerja, dari Penulis hingga Desainer Grafis
Sampun menjelaskan bahwa Mokokasi yang diluncurkan pertama kali pada 2020 tersebut terus mengalami perbaikan hingga saat ini, baik dari sisi desain maupun komponen-komponen yang digunakan. Upaya ini dilakukan dalam rangka membuat Mokokasi menjadi lebih hemat listrik dan sejumlah keunggulan lainnya yang membuat penggunaannya lebih nyaman.
“Mokokasi ini murni 100 persen karya siswa SMK Model PGRI 1 Mejayan sebagai wujud nyata project based learning siswa SMK dan membantu pemerintah dalam mendukung ekonomi nasional melalui pengabdian masyarakat khususnya pengembangan UMKM,” kata Sampun.
Lebih jauh, pilihan mobil listrik tak lain karena keinginan sekolah untuk menyiapkan para siswa yang kompeten untuk menghadapi tuntutan industri di masa depan serta keinginan pemerintah mewujudkan kendaraan listrik yang lebih ramah lingkungan.
“Bagi kami sinergi antar-SMK dan UMKM itu sangat penting karena bisa meningkatkan pendidikan kejuruan di SMK dan tentu saja untuk membangkitkan ekonomi masyarakat sekaligus menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada generasi muda,” ujar Sampun
Sampun percaya, sebagai salah satu pendorong ekonomi masyarakat, maju dan aktifnya UMKM tidak hanya bisa membuka lapangan pekerjaan baru, tetapi juga mendatangkan kesejahteraan sehingga bisa mengurangi angka kemiskinan.
Menggandeng PT INKA
Pada awalnya, rancang bangun Mokokasi dimulai dengan gagasan membuat kereta cinta atau sepeda cinta dengan gerakan kayuhan kaki sebagai sumber tenaganya. Ide tersebut kemudian dialihkan ke produk berdaya guna dari sisi profit maupun teknologi, yakni dengan menggunakan tenaga listrik yang dirancang agar bisa dimanfaatkan oleh UMKM.
“Pada 2020 itulah banyak sekali orang kena PHK. Banyak yang pulang kampung karena kena PHK dan tidak tahu mau kerja apa. Jadi, tercetuslah ide untuk mengembangkan ini. Harapannya, masyarakat bisa membuka usaha, yang jualan makanan juga bisa lebih higienis misalnya,” ujar Sampun.
Menggandeng PT Industri Kereta Api (PT INKA), para siswa mulai merancang Mokokasi desain produk dan proses produksinya murni dilakukan oleh anak-anak SMK PGRI 1 Mejayan. Sementara itu, PT INKA sebagai pendamping berperan dalam memastikan keamanan dan kualitas dari mobil listrik yang dihasilkan.
Desain mobil yang unik dan beragam dapat disesuaikan dengan kebutuhan si pemesan. Seperti yang dilakukan Nur Cahya warga Mejayan, Madiun, Jawa Timur ini terkena PHK karena imbas pandemi Covid-19.
Bantu UMKM Berjualan dengan Mobil Listrik
Berbekal keahlian reparasi dan Mokokasi, Nur Cahya memutuskan membuka jasa servis keliling. Dengan Mokokasi, ia berkeliling dari kampung ke kampung menjemput pelanggannya. “Pakai Mokokasi itu lebih hemat karena pakai listrik. Saya juga bisa jemput bola mendatangi orang-orang yang mau reparasi,” ujar Nur.
Selain itu, ada juga Riska, penjual nasi pecel yang merasa sangat terbantu dengan Mokokasi. Selain makanan yang dijual lebih higienis karena tertutup, Mokokasi juga membuat ia mampu menjangkau pelanggan yang lebih luas.
Saat ini, Mokokasi dikembangkan menjadi paket-paket usaha yang ditawarkan kepada masyarakat di antaranya paket usaha kuliner (Mokokasi Food), paket usaha sembako (Mokokasi Mart), paket usaha bengkel (Mokokasi Jasa Engineering dan Electrical), dan sebagainya.
Dibandrol dengan Harga Paket Rp 30 Juta per Unit
Peminat Mokokasi juga terus berdatangan. Sampun mengakui bahwa pihak sekolah bahkan sampai kekurangan modal. Para pemesan tidak hanya dari wilayah Madiun dan sekitarnya saja, tetapi juga dari luar Madiun, bahkan hingga luar Jawa.
“Kami tidak menjual mobil listrik karena nanti akan terhambat di aturan. Akan tetapi, kami menjual paket usaha di mana mobil listrik hanya menjadi sarana yang masuk dalam paket usaha yang dipesan oleh konsumennya,” kata Sampun.
Harga paket usaha Mokokasi sendiri cukup beragam bergantung jenis usaha yang dipesan. Harga rata-rata per paket usaha sekitar Rp 30 juta per unit. Harga tersebut sudah termasuk mobil listriknya serta pembelian Mokokasi dapat dicicil melalui koperasi yang dikelola oleh SMK PGRI 1 Mejayan.
ZAHRANI JATI HIDAYAH
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.