Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Pekanbaru - Dua sorot mata biru mencolok membuat Dzakira Azizy Naqiya viral di media sosial. Ziziy, sapaannya, adalah bocah perempuan dari pasangan Zulbahri dan Ermi Julita, warga Kota Pekanbaru, Provinsi Riau.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Dia adalah anak yang sangat kami nantikan, kami menunggu tujuh tahun,” ujar Zulbahri (48 tahun) menceritakan anak satu-satunya itu, saat ditemui Selasa 6 Oktober 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pria yang sehari-hari bekerja sebagai sopir antar air minum isi ulang kemasan galon itu juga memiliki mata biru, meski tak sebiru Ziziy. Dia menuturkan, seorang kakaknya juga sama: mewarisi mata biru dari ayah dan kakek.
“Sepengetahuan saya, kami ini masih asli lokal Indonesia," katanya sambil menambahkan kakeknya berasal dari Bukittinggi, Sumatera Barat, "Di kampung saya itu cuma keluarga kami yang mata biru.”
Uniknya, Zulbahri menceritakan, anak-anak dari kakaknya tidak mewarisi yang sama. Mata biru muncul lagi di keluarganya ketika Zizy lahir pada 13 Maret 2013 lalu.
Seperti yang lainnya, mata biru Ziziy disebut sang ayah normal. Tidak ada keluhan sakit atau gangguan penglihatan. Hanya diakui penampakan yang tidak umum berdampak pada pergaulan.
“Kawan-kawannya sudah ada yang terbiasa melihatnya, tapi ada juga kawannya yang bilang takut melihat matanya,” ucap Ermi, ibu Ziziy.
Dokter spesialis mata di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, Nofri Suriadi, memastikan mata biru di keluarga Zizy bukan karena sindrom Waardenburg. Sindrom yang didapati pada warga Suku Buton di Provinsi Sulawesi Utara itu disebutnya ramai diulas hingga ke Eropa.
Secara ilmiah, Nofri menerangkan, sindrom Waardenburg merupakan mutasi genetik turun-temurun yang sangat langka. Selain membuat warna mata berbeda, juga dapat menyebabkan hilangnya pendengaran. "Namun, kasus Zizy bukan itu," katanya.
Menurut Nofri, pada keluarga Zizy warna biru ada pada bagian iris mata. Iris berfungsi mengatur cahaya yang masuk, dan menentukan warna mata manusia.
Ia menjelaskan warna iris diturunkan dari orang tua ke anak, sama halnya dengan warna rambut. Untuk orang Indonesia, pada umumnya rambut hitam dan iris coklat tua. “Kalau lihat fotonya, ini warna irisnya yang biru, sehingga dilihat dari luar atau dari jauh, terlihat bermata biru,” katanya tentang Ziziy.
Ia menjelaskan, mata biru tersebut diturunkan secara genetika. Apabila pola pewarisannya dominan, maka kemungkinan besar iris anaknya nanti juga akan biru. Sedangkan, pada pola pewarisan resesif, mata biru tersebut bisa muncul dan bisa juga tidak pada generasi selanjutnya.
“Kalau pola pewarisannya resesif, bisa jadi di nenek pas tidak muncul, tapi ada gen pembawa warna tersebut yang muncul pada anak atau cucunya,” katanya menerangkan.
Nofri juga mengatakan, sekalipun tidak banyak, iris biru pada orang Indonesia juga ditemukan di beberapa keluarga lain. Ia mengaku pernah menemukannya di Jakarta dan selama praktik sebagai dokter spesialis mata di Kota Pekanbaru.
Yang terpenting, Nofri menambahkan, iris biru di keluarga Zizy tidak berdampak buruk pada kesehatan penglihatan mereka. “Warna iris ini sama seperti orang Eropa, biru,” ujarnya.