Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

12 jam di bandung

Agenda pertunjukan seni rupa dan pagelaran seni di berbagai tempat.

18 September 1993 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Krisna Murti, 36 tahun, perupa lulusan Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB, akan menggelar pameran tunggal ''12 Jam dalam Kehidupan Penari Agung Rai''. Dengan bantuan sejumlah foto ukuran besar, layar televisi, proyektor, dan sekam padi, Krisna akan mengisahkan kehidupan Agung Rai, penari Bali berusia 76 tahun, mulai dari berangkat ke sawah hingga pulang dari panggung tari. Pameran seni rupa multimedia ini dibuka 17 September 1993 di studio R-66, Jalan R.E. Martadinata 66, Bandung. Bisa disaksikan dari pagi sampai petang, hingga 24 September 1993. Pameran Pelukis Nigeria Yang berminat mengapresiasi seni Afrika bisa menyaksikan pameran lukisan pelukis Nigeria, Toyin Loye, 34 tahun. Karya- karya Loye menggunakan warna, motif, pola, serta imajinasi yang dipengaruhi oleh tradisi seni Afrika yang eksotis dan sarat dengan warna, upacara keagamaan, dan pesta rakyat. Toyin Loye belajar seni di Jurusan Seni Murni dan Seni Rupa Universitas Ife, Nigeria. Pernah juga mengikuti kursus desain grafis internasional di Pusat Perkembangan Media Grafis di Den Haag, Belanda. Pameran ini bisa disaksikan sejak 16 September sampai 30 September 1993 di Pusat Kebudayaan Belanda Erasmus Huis, Jalan H.R. Rasuna Said, Jakarta. Topeng Alex di Yogya Topeng, kata Alex Luthfi, staf pengajar di Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Yogyakarta, sarat dengan nilai simbolik. Itulah alasan Alex Luthfi memilih topik topeng. Sejak 7 September lalu sampai 30 September, Alex memamerkan karya lukisan dan patung dengan tema itu di Cemeti Modern Art Gallery, Jalan Ngadisuran, Yogyakarta. Alex lulus dari Jurusan Seni Lukis ASRI Yogya tahun 1984. Semasa kuliah ia dua tahun berturut-turut (1982-1983) memenangkan penghargaan tertinggi di bidang karya seni rupa, yaitu hadiah Pratisara Affandi Adhi Karya. Tahun-tahun itu ia meneliti motif pada makam-makam Islam di Jawa Timur. Untuk memperdalam ilmunya, Alex melanjutkan kuliah di Jurusan Seni Murni Fakultas Seni Rupa Institut Teknologi Bandung dan memperoleh gelar S2 tahun lalu. Herry Dim di Braga ''Hi Freud, hi Dali, hi Miro'', demikian judul yang dibuat Herry Dim untuk salah satu lukisannya. Hi Freud bersama sejumlah lukisan surealis lainnya akan dipamerkan Herry di Braga Art Gallery, Jalan Braga 68, Bandung. Pameran ini, yang diselenggarakan atas kerja sama dengan harian umum Pikiran Rakyat, dibuka oleh pematung Nyoman Nuarta, 15 September, dan bisa ditonton sampai 25 September mendatang. Alumni ITB di BRI Empat perupa alumni Seni Rupa ITB mempersembahkan pameran lukisan dan grafis bertema ''4 tekstur 93''. Mereka adalah Herastono, Chandra Johan, Yus Rizal, dan Supangkat Wahyudi. Herastono, 35 tahun, sejak mahasiswa suka mendayung dua pulau sekaligus: membuat patung dan melukis. Chandra, 35 tahun, yang pernah bekerja di media cetak, tertarik oleh tema-tema sosial untuk dilukisnya. Umpamanya lukisan akrilik Anak Perang yang menggambarkan seorang bocah tercenung di balik kawat berduri. Supangkat Wahyudi, 35 tahun, mengambil ide karya grafisnya dari pemandangan alam. Sedangkan Yus Rizal, 37 tahun, yang pernah ikut pameran seni di Perancis dan Turki, sangat peduli terhadap masalah lingkungan hidup. Pameran ini berlangsung dari tanggal 15 September sampai 30 September di Enteos Club, gedung Bank Rakyat Indonesia II, lantai 30, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta. Festival Tari Kedua Festival Tari Indonesia II akan dimulai 21 September nanti di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki Jakarta. Festival ini pada mulanya adalah ajang kreativitas penata tari muda dari berbagai daerah di Indonesia. Kini diperluas dengan mengundang kelompok tari dari luar negeri. Untuk hari pembukaan itu akan dipersembahkan karya penari dari Yogyakarta, Jakarta, dan Denpasar. Selanjutnya, sampai tanggal 24 September, acara yang berlangsung di TIM dan Gedung Kesenian Jakarta akan menampilkan peserta dari Indonesia, Malaysia, India, Korea, Taiwan, dan Australia. Tanggal 25 September diselenggarakan diskusi dengan pembicara Edi Sedyawati, Wayan Dibya, Endo Suanda, Goenawan Mohamad, dan Arifin C. Noer. Tari Seni Rupa Bimo Wiwihatmo akan menggelar tari eksperimen berjudul Karma di Teater Arena TIM Jakarta, 18 dan 19 September nanti. Menurut Bimo, karya tarinya ini adalah ekspresi seni rupa sekaligus seni pertunjukan. ''Artinya, seni rupa menjadi dasar pijakan ekspresi,'' katanya. Karena itu disebut ''Tari Seni Rupa''. Karma ini ditarikan oleh sembilan penari, antara lain Izumi Nagano, Setyastuti, dan Monica C. Wulff. Topeng Cirebon di GKJ Serombongan penari muda dari Cirebon akan ikut ambil bagian dalam Pergelaran Tari ''Topeng Cirebon'' di Gedung Kesenian Jakarta, 18 September 1993. Salah satu keunggulan topeng Cirebon adalah ketiadaan aturan yang ketat. Setiap penari punya kesempatan untuk menafsirkan tarian. Itulah yang melahirkan bermacam gaya tari topeng Cirebon. Pementasan kali ini mengambil gaya Slangit. Nomor-nomor tari yang akan dibawakan antara lain tari Panji, Pemindo, dan Jinggananom. Repertoar tari ini pada bulan yang sama akan dibawa ke Jepang untuk dipentaskan di Tsuyama International All Round Music Festival.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus