LANGKAH, rezeki, pertemuan, maut, ini wilayah Tuhan Mahakuasa yang hendak di-by-pass atau dipintas oleh Nyonya Amphai Thitthong, 22 tahun. Warga negara Thailand ini tinggal di Padang Estate, Padang Serai, Kedah, di Malaysia. Ia merasa ditelantarkan suaminya yang orang Malaysia. Di rantau ia bukan hanya berstatus istri kedua, tapi belakangan juga sudah tak diacuhkan lagi. Padahal anaknya baru berusia 14 bulan. Gelap mata silap tangan, kata orang, suatu hari tiga tahun silam, Amphai ingin merenggut maut dengan tangannya sendiri. Sebelum bunuh diri, si ibu menghabisi bayinya lebih dulu. Tewas. Kemudian ia menikam lambungnya dua kali. Para tetangga, yang syak ada yang tak beres di rumah Amphai, melapor pada polisi. Ketika sorenya rumah tersebut didobrak, Amphai, yang berharap dijemput malaikatulmaut, malah dijemput petugas keamanan. Ia masih megap-megap seraya memeluk jasad bayinya yang bermandi darah. Menurut laporan Ahmad Latif dari TEMPO, dalam sidang Pengadilan Tinggi Alur Setar, Negara Bagian Kedah, awal September lampau, Amphai tampak menyesal. Seperti diungkapkan pengacaranya Ismail Al Abbas tindakannya semata-mata karena ingin bebas dari impitan hidup. Mendengar alasan itu, Hakim Mohamad Noor Abdullah tidak menjaring Amphai dengan hukuman maksimal, yaitu 20 tahun, tapi hanya 10 tahun penjara. Ed Zoelverdi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini