Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teroka

Anies Baswedan Pilih Jadi Gatotkaca daripada Superman, Tumbal Kemenangan Pandawa dalam Mahabharata

Anies Baswedan memilih menjadi Gatotkaca daripada Superman. Kematian Gatotkaca membuka pintu kemenangan Pandawa dalam Mahabharata.

6 Desember 2023 | 09.45 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Anies Baswedan menghadiri acara Foreign Policy Conference of Indonesia (FPCI) di Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, pada Sabtu 2 Desember 2023. Ia menjawab beberapa pertanyaan dari perwakilan peserta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dikutip dari Antara News salah sorang peserta menanyakan keinginannya jika bisa menjadi pahlawan super apakah akan memilih sebagai Superman, batman atau Hulk. "Gatokaca. Itu superhero masa kecil saya. Bacaan masa kecil saya itu," kata Anies.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Siapa Gatotkaca?

Gatotkaca merupakan tokoh penting dalam kisah Mahabharata. Ia dalah sosok yang dihormati dan dikagumi dalam khasanah budaya Indonesia. Dikenal sebagai pejuang sakti dengan keberanian yang luar biasa, Gatotkaca menjadi simbol keberanian, loyalitas, dan kekuatan bagi banyak orang.

Gatotkaca putra Bima dari keluarga Pandawa dengan Arimbi, putri dari Kerajaan Pringgandani. Ia lahir menjadi seorang anak yang kuat, saking kuatnya dijuluki berotot kawat, bertulang besi. Bahkan hingga satu tahun sejak kelahirannya, tali pusarnya ketika masih bayi, belum bisa dipotong menggunakan alat apa pun. Kesaktiannya karena ia lahir dengan direndam dalam kawah Candradimuka.

Sejak kecil, Gatotkaca menunjukkan tanda-tanda keberanian dan kekuatan yang luar biasa. Ia dilatih dalam seni perang oleh pamannya, Drona, yang merupakan guru para Pandawa dan Kurawa. Kecakapan Gatotkaca dalam menggunakan senjata dan ilmu perang membuatnya menjadi pejuang yang tak tertandingi.

Kesaktian yang dimiliki Gatotkaca, tak hanya didapatkan dari ayah dan ibunya, kekuatan itu ia juga dapatkan dari pusaka sakti yang diwariskan para dewa. Pusaka-pusaka itu yang dibawanya melawan pasukan Kurawa di Perang Baratayudha.

Dalam cerita versi Mahabarata Gatot kaca menikah dengan Ahilawati. Ia merupakan gadis dari kerajaan naga. Dari pernikahan keduanya mereka dikaruniai anak bernama Babarika. Sementara cerita versi pewayangan Jawa mengatakan bahwa Gatot Kaca sempat menikahi sepupunya Pregiwa, Putri Arjuna, dan menjadi raja di Kerajaan Pringgandani.

Dilansir dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dalam tokoh pewayangan Gatotkaca memiliki ciri khas wanda guntur, yang sering diidentifikasi dengan posisi muka yang agak tumungkul, mata yang lebar, hidung pangotan, dan mulut salitan. Gatotkaca juga memiliki kumis cambang yang tebal, mengenakan mahkota jamang mas sungsun tiga, serta rambut gelung supit urang dengan kancing gelung pendek.

Namun, kematian Gatotkaca pun tragis dikisahkan dalam jilid ketujuh kitab Mahabharata yang berjudul Dronaparwa, pada bagian Ghattotkacabadhaparwa. Ia dikisahkan gugur dalam perang di palagan Kurusetra pada malam hari ke-14.  Ia mengorbankan dirinya untuk dipanah Adipati Karna dari pihak Kurawa yang sulit ditandingi.

Senjata pusaka Indrastra pemberian Dewa Indra yang bernama Vasavishakti atau senjata Konta dalam pewayangan Jawa, menuntaskan baktinya. Karna tak memiliki lagi senjata paling saktinya setelah dilesakkan ke tubuh Gatotkaca, hingga membuka kemenangan Pandawa dalam kisah Mahabharata.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus