Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebuah foto Arnold Bode berkacak pinggang dipasang di antara sekian ratus karya di Neue Galerie, Kassel. Wajah Bode dalam foto itu seperti blur. Parasnya seperti disapih angin. Foto itu karya seniman kontemporer Jerman, Gerhard Richter. Dalam keterangan karya, Richter menyampaikan terima kasih kepada Bode karena Documenta-lah yang mampu mengubah orientasi estetikanya.
Pada 1959, Richter menyaksikan karya abstrak Jackson Pollock di Documenta 2. Semenjak itu, orientasi keseniannya berubah. Mulanya Richter adalah pelukis bergaya sosialis realisme. Akibat Documenta, ia menekuni abstrak.
Tidak ada Documenta tanpa Arnold Bode. Dia desainer lulusan Akademi Seni Kassel. Setelah Perang Dunia I, Bode mengajar mural di Kassel. Pada 1930, dia menjadi dosen drawing dan desain di Werklehrerseminar Berlin. Namun Nazi kemudian memecatnya. Lukisan-lukisan Bode tak boleh dipajang di Stadtische Galerie dan Landesmuseum Kassel. Bode kemudian mencari pekerjaan di Prancis. Pada 1943, tatkala Sekutu mengebom Kassel, studio dan apartemen Bode di Kassel ikut hancur. Bode balik ke Kassel pada 1945, setelah ditahan sebentar di kamp Amerika di Bavaria. Di Kassel, Bode memikirkan cara bagaimana menyelamatkan kotanya melalui seni rupa.
Gagasan tentang bagaimana merekonstruksi kota dengan sebuah pameran seni rupa internasional di Kassel diperamnya selama 10 tahun. Bode ingin membuat pameran yang mampu menampilkan seluruh masterpiece modernisme yang dilarang Nazi. Sebuah pameran yang juga mampu membaca ulang modernisme dan menunjukkan jalan ke arah seni era post-war serta memantapkan paradigma estetika abstrak di Eropa.
Dan lahirlah Documenta pada 1955. Pameran di Kassel mengejutkan dunia seni rupa karena mampu menghadirkan banyak karya maestro. Bukan hanya Picasso. Dalam sebuah video dokumenter Documenta 1955 yang dijual di toko-toko buku Kassel, kita bisa menyaksikan Bode memamerkan hampir semua karya tokoh modernisme saat itu: Joan Miro, Piet Mondrian, Max Ernst, Henry Moore, Marcel Duchamp, Paul Klee, Marc Chagall, Oskar Kokoschka, Wassily Kandinsky, Henri Matisse, dan Raoul Dufy.
Seperti ditulis Klauss Siebenhaar dalam buku Documenta: A Brief History of An Exhibition and Its Content, Bode dipuji karena cara dia mengeksekusi perhelatan demikian artistik dan rapi. Antara satu karya dan karya lain di Museum Fridericianum bisa berdialog. Secara tak terduga ia membuat sebuah ruangan seperti sebuah kafe dengan lukisan-lukisan Picasso terpasang di dinding.
Empat kali Arnold Bode menjadi kurator Documenta. Pada Documenta 3, ia mendapat kritik karena tidak menyertakan karya-karya Pop Art yang tengah "in". Bode tampak sangat berhati-hati. Ia tidak ingin ikut-ikutan. Ia ingin Documenta memiliki dasar kokoh dulu. Pada Documenta 5, untuk pertama kalinya Bode menunjuk kurator independen asal Swiss, Harald Szeemann, menggantikan dirinya.
Bode memberinya kebebasan. Sejak itulah wilayah video art, concept art, happening, dan land art mulai meramaikan Documenta. Pada Documenta 6, Bode memilih kurator Manfred Schneckenburger. Schneckenburger bahkan berani mencanangkan karya-karya yang dipilihnya sebagai karya The End of Avantgarde.
Akibat Bode, seni rupa menjadi bagian yang wajar dalam kehidupan sehari-hari warga Kassel. Pada Documenta 7 tahun 1982, seniman Jerman, Joseph Beuys, mengajukan proyek ekologis 7000 Oaks. Waktu itu, Beuys menumpuk 7.000 batu basalt di Friedrich Square. Mulanya banyak warga mempertanyakan. Kepada warga, Beuys menawarkan: barang siapa memberi donasi 500 Deutsche mark akan bisa menanam satu bibit pohon oak dan boleh memindahkan batu itu dari Friedrich Square. Batu itu ditanam sebagai palka penanda oak. Hasilnya, 7.000 pohon oak ditanam di seluruh sudut Kassel. Bila Kassel sekarang rindang, hal itu salah satunya karena hasil karya seni Joseph Beuys.
Pada Documenta 2017 ini, di Neue Galerie, juga dipasang karya-karya Arnold Bode sendiri. Ternyata Bode pernah membuat sketsa-sketsa mengenai Parthenon. Bode meninggal pada 1977. Yang menarik, menurut Klauss Siebenhaar, beberapa waktu sebelum kematiannya, Bode memimpikan memperluas network Documenta. Ia ingin Documenta membangun poros baru Kassel-Tokyo-Beijing dan kemudian Kassel-Amerika Selatan-Afrika-Indonesia dan lain-lain....
Seno Joko Suyono
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo