Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Film Bebas produksi Miles Films sudah tayang di bioskop. Bebas adalah adaptasi dari film populer di Korea Selatan pada 2011 yang berjudul Sunny. Produser Bebas, Mira Lesmana mengetahui banyak orang beranggapan tak sulit membuat film Bebas karena sekadar remake dari film Sunny.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kenyataannya, Mira Lesmana menjelaskan, segala hal yang terkait film adaptasi tak bisa tinggal dipindahkan begitu saja. "Membuat film remake itu enggak gampang. Kebanyakan orang mungkin berpikir gampang karena tinggal nyaplok ini, tinggal ini itu. Mungkin gampang kalo tidak memikirkan muatan
lokalnya," kata Mira Lesmana kepada Tempo di Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mira Lesmana mengatakan, tantangan terberat dalam membuat film Bebas adalah mencari cara untuk melokalkan ceritanya. "Kalau salah memberikan muatan lokal, pasti yang menonton akan bilang 'ini film dari mana ya?'. Kesannya pasti bukan film Indonesia," ucap dia.
Mira Lesmana. TEMPO/Fajar Januarta
Film Bebas ini secara garis besar mengisahkan persahabatan sekelompok anak SMA yang menamai diri mereka sebagai Geng Bebas. Sayangnya persahabatan itu kandas karena suatu tragedi. Saat mereka dewasa, seorang anggota geng berusaha mengumpulkan kembali teman-temannya untuk memenuhi permintaan terakhir ketua Geng Bebas.
Lantaran mengambil cerita di dua masa, yakni SMA dan dewasa, Mira Lesmana mengatakan, film ini harus memiliki kekuatan di alur waktunya. "Tantangannya ada di sini, menempatkan masa dan waktu. Bagaimana pun ini adalah karya yang harus menggambarkan masa lalu," tutur Mira.
Sutradara, produser, dan beberapa pemain film Bebas (doc. Film Bebas)
Riri Riza dan Mira Lesmana sepakat mengambil era 1990-an, tepatnya tahun 1995 - 1996 sebagai latar Geng Bebas mengenyam bangku SMA. Sebab itu, keduanya harus mempertimbangkan berbagai macam elemen untuk mendukung penggambaran setting waktu tersebut. Mulai dari papan reklame, busana, sampai elemen makanan dan minuman yang ada saat itu 'dibangkitkan' kembali.
Mira Lesmana dan Riri Riza juga memanfaatkan musik dan bahasa prokem sebagai penanda di dua zaman yang berbeda dalam film Bebas. "Karena tahun 1990-an itu ibaratnya masa the rise of pop culture, kami memilih sebelas lagu yang bisa menggambarkan youth culture era 1990-an di Indonesia," kata Mira.
GALUH PUTRI RIYANTO