Bila indonesia ingin

DI bawah ini wawancara Noorca M. Massardi dengan Katie Even (KE) serta Galeshka Moravioff (GM) -- di sekitar kemungkinan ikut sertanya Indonesia dalam Festival Film Dunia Ketiga di masa datang. Apa rencana anda selanjutnya? GM: Kami akan menyelenggarakan yang kedua tahun depan. Tapi mungkin jadwalnya diajukan, mengingat terlampau dekat dengan Festival Cannes. KE: Jadi bila Indonesia mau ikut partisipasi harus segera menghubungi kami dari sekarang. Tak perlu film baru. Terutama film yang bisa menunjukkan perkembangan sinema Indonesia sejak kelahirannya. Kalau tidak ada, ya sebagai promosi gratis di Paris 'kan ada gunanya untuk mengikutkan dua tiga film. Dan lagi KBRI Paris sudah menelepon bahwa mungkin tahun depan Indonesia bisa ikut. Bagaimana cara yang harus ditempuh negara peserta? Dan apa keuntungannya? KE: Inilah yang ingin saya tekankan. Bila Indonesia hendak ikut, sebaiknya mengirim lewat kantong diplomatik. Selain lebih mudah, juga tak akan menyulitkan kami untuk memintakan visanya. Bila untuk film itu dibutuhkan teks bahasa Perancis atau Inggeris, lebih baik dibuat di Indonesia. Sebab di Perancis sangat mahal. Kira-kira 10.000 francs per film. Di sini sama sekali tak ada biaya. Pun dari negara peserta tak dipungut biaya sesen pun. Atau kalau tak perlu teks, cukup dibikin sinopsis lengkap. Dan sinopsis ini harus dikirim dari sekarang agar kami bisa lekas memintakan izin pemutarannya kelak kepada dinas sensor sini. Tentang keuntungan bagi peserta, sudah jelas. Mereka bisa memperkenalkan diri lebih luas, walaupun mereka juga tidak mendapat bayaran apa-apa. Anda berharap festival ini bisa berkembang seperti Cannes? GM Tidak. Cannes itu cuma pesta film negara besar saja. Dan lagi kegiatan mereka lebih bersifat dagang dari kebudayaan.