Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Desainer produksi film Black Panther, yaitu Hannah Bleacher, membeberkan inspirasi di balik visualisasi film tersebut. Black Panther mengangkat negara di Benua Afrika bernama Wakanda sebagai latar belakang cerita.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Langkah Hannah Bleacher dimulai dengan melakukan observasi sebelum pembuatan Black Panther. Dia langsung pergi ke Benua Afrika selama beberapa pekan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami melakukan banyak observasi hebat dan berbicara dengan para ahli. Kami pergi ke Afrika Selatan selama tiga setengah pekan," tuturnya seperti dilansir CBC pada Jumat, 9 Februari 2018.
Menariknya, Wakanda sebenarnya merupakan negara fiktif. Hannah Bleacher pun harus mengembangkan sendiri visualisasi Wakanda. Ini termasuk memperkirakan lokasi negara tersebut.
"Ini berada di perbatasan Republik Demokratis Kongo, Kenya. Kemudian Rwanda dan Burundi terletak di bawahnya. Pada bagian utara, ada Negara Uganda dan Sudan. Wakanda berada di sekitar area tersebut," ujarnya.
Setelah menemukan lokasi Wakanda, Hannah Bleacher mempelajari tradisi negara sekitar. "Saya coba mencari inspirasi dari warisan dan tradisi mirip dengan budaya kami (Wakanda). Ini tidak seperti, 'Saya mencomot satu bagian dan memasukkannya seperti aksesori'. Ini seperti, 'Biarkan saya mencari sesuatu yang terhubung spiritual dengan keinginan kami'," katanya.
Terakhir, Hannah Bleacher harus menggabungkan tradisi Wakanda dengan teknologi. Black Panther memperlihatkan kecanggihan teknologi Wakanda serta deretan bangunan bernuansa futuristik. Penempatan teknologi dalam Wakanda disesuaikan dengan arti serta kegunaan di baliknya. "Ini adalah bagian tersulit. Saya hanya memikirkan, 'Jika saya adalah arsitek di Wakanda...' karena negara ini tidak hanya berkembang secara teknologi, tapi juga spiritual. Mereka akan memandang hal secara berbeda," ujarnya.