Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Duta amerika

Kwartet gesek (biola & celo) 'pailarte' dari amerika serikat sebagai duta budaya tampil di studio v rri jakarta. personel kwartet ini ternyata anggota philadelphia orchestra. (ms)

17 Juni 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI Studio V RRI Jakarta, 6 Juni yang lalu, Pemerintah Amerika Serikat mengutus kwartet gesek 'Philarte' sebagai duta budaya. Kwartet ini menyeruak pertama kali di Saratoga Festival tahun 1971. Mereka terdiri dari 3 pemain biola dan seorang pemain celo. Keistimewaan mereka terletak pada instrumen yang khusus dibuat oleh Sergio Feresson, yang dianggap sebagai Stradivarius masa kini. Meskipun kursi yang berjumlah 800 buah hanya terisi separuhnya, ruangan terasa memberat karena beberapa orang gede tampak hadir. Antara lain: Sudjatmoko, Mahar Mardjono, Harsya W. Bachtiar, dan Edward Masters sang Duta Besar Amerika sendiri. Pemain kwartet yang terdiri dari pemegang biola utama Luis Biava (46 tahun), pemain celo Bert Phillips (45 tahun), Davyd Booth (20 tahun), Sidney Curtiss (47 tahun), tampaknya terkesan oleh perhatian hadirin. Mereka menyatakan rasa kekaguman pada ketertiban dan sikap antusias penonton. Samuel Barber Malam itu dipilih Mozart (Kwartet Dalam C Mayor KV 465 -- dissonant), Samuel Barber (Kwartet Op. 11) dan Maurice Ravel (Kwartet Dalam F). Semuanya dilaksanakan baik sekali. Yap Tji Kian dan Adhidarma dari Orkes Simfoni RRI menunjukkan jempol untuk permainan duta-duta ini. Sementara Luis Biava mengakui bahwa mereka sudah memainkan repertoar itu lebih dari 50 kali. Soalnya kemudian, bagaimana mendapat kegairahan dan kesegaran sehingga permainan tidak hanya sekedar hafalan. Nomor Samuel Barber (1910-) menarik untuk dibicarakan karena berasal dari West Chester, Amerika. Karya-karyanya terkenal liris dan romantis. Pada usia 24 tahun ia menamatkan pelajarannya di The Curtis Institute of Music di Philadelphia. Kwartet malam itu menampilkan karyanya dengan indah, meski sedikit terganggu oleh getaran suara dari balik studio. Pada bagian molto allegro E appasionate terdengar suara keras, menderu-deru yang kemudian diikuti oleh bunyi celo yang santai menyeret-nyeret. Penonton terpukau. Awak kwartet yang ternyata juga anggota Philadelphia Orchestra mengakhiri penampilan mereka dengan Ravel yang dibawakan dengan trampil. Cepat, sambung-menyambung dan rapih. Penonton keplok seru sehingga terpaksa dikeluarkan lagu tambahan Waltz karya Dvorak yang riang gembira. Kwartet ini tak sempat bermain bersama-sama Orkes Simfoni karena waktu yang amat singkat. Mereka sedang mengikuti program yang akan menerbangkan mereka ke Bangkok, Seoul, Hongkong dan kemudian mudik ke Amerika. Ketika ditanyakan kepada seorang pemain Orkes Simfoni Jakarta, apa bisa tampil seperti kwartet itu, jawabnya: "Berat. Mereka paling sedikit sudah memainkannya lebih dari 10 kali."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus