PENONTON yang padat di Teater Besar TIM, 6 Juni yang lalu,
tercengang. Judy Bailey Quartet dari Australia menyuguhkan The
Compkement, komposisi Judy Bailey sendiri, terasa asing. Ada
improvisasi dan ketrampilan teknis yang pantas dicatat, namun
ada suasana lain yang tak akrab dalam lagu pembuka itu. Kalau
toh mereka keplok akhirnya, terasa hanya sebagai basa-basi
Melayu.
Judy Bailey memang lebih banyak menampilkan karyanya sendiri. Ia
tidak bertopang pada karya-karya standar. Tapi inilah yang
membuatnya jadi istimewa. Ia adalah perempuan tegar, pirang
rambutnya, tak pernah kehilangan gairah di belakang pianonya.
Main piano sejak usia 10 tahun, terlibat dalam banyak kegiatan
radio dan TV, termasuk memberi kuliah di Conservatorium of
Music, Sydney.
Indra Lesmana
Dalam babak pertama penampilan berhasil ditampilkan The Spritely
Ones --ciptaan sendiri pula -- dengan mulus berkat keapikan
piano Bailey serta pemegang bas gitar Ron Philpott. Kwartet ini
memang memiliki kecenderungan untuk mengadakan pembaruan. 5
nomor dalam babak ini segera menjelaskan tampang mereka.
Misalnya Toledo ciptaan Philpott yang mengingatkan kita pada
Take Five-nya Dave Brubeck. Toledo amat lincah, sehingga John
Pochee yang berada di dram mendapat banyak peluang. Ia bermain
penuh gaya. Dia memang sudah terjun sejak 1956 dan termasuk
andalan yang dipercaya untuk mengiringi tamu musik di Australia
seperti Cilla Black, Nancy Wilson dan Shirley Bassey.
The Spain, dari Chick Corea, menutup babak pertama. Bailey dkk
berhasil mengadaptasi karya Chick yang tersohor ini sehingga
menjadi milik irama Bailey. Ia tidak hanya contekan, tapi utuh
dan ekspresif, terutama lantaran piano listrik Bailey yang
melengking dengan ganasnya. Inilah saatnya penonton tidak merasa
asing lagi. Mereka terlibat dan pertunjukan menjadi komunikatif.
Dalam babak kedua, Anak Melamun karya Indra (anaknya Jack)
Lesmana, sempat dimainkan dengan manis dan dingin. Adapun
komposisi Bailey yang menonjol pada babak ini adalah Colour of
My Dream. Konon sejak kedatangan Chick Corea di Australia --
tahun silam -- kelompok Bailey banyak terpengaruh Bailey mengaku
terus terang. Ini menyebabkan ia tidak tunduk pada satu disiplin
tertentu dari era jazz. Kelompoknya cenderung mencari
kemungkinan baru. Colour of My Dream seakan jawaban atas
tantangan pencarian itu. Dan dengan ini kelompok tersebut
berhasil menampilkan Bailey's tune secara utuh. Kwa teknis,
masing-masing individu mantap artikulasi jazz juga sudah
terkuasai.
Akhirnya Indra Lesmana sempat dipanggil naik panggung. Diiringi
Philpott dan Jon Pochee, anak yang berbakat ini memainkan Misty
dengan lentur. Keterampilan teknisnya semakin sempurna, lebih
dari itu kepercayaan dirinya membuat ia berhasil menyelamatkan
lagu tersebut. Dalam tiga gebrakan selanjutnya dimainkan
nomor-nomor yang semarak, meski sedikit melelahkan. Jack Lesmana
pun kebagian tudingan ikut main gitar. Sayang sekali Janger
Bali sebagai nomor penutup hanya merupakan pameran
keterampilan. Tidak sempat meluapkan emosi, tak sempat membawa
kesan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini