Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Heboh itu masih lanjut

Setelah ffi'78, ternyata pemain cilik amalia dan supit tidak mengisi suara sendiri. protes juga dilontarkan terhadap ketua yfi turino junaidi yang menyetujui keputusan juri. panitia penyelenggara rugi.(fl)

3 Juni 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

FESTIVAL film Ujung Pandang telah berlalu, tapi ekornya masih terus membelit hingga kini. Yang mula-mula jadi soal adalah putusan juri atas diri Kaharudin Syah yang menyebabkan pemain utama film Letnan Harahap memperoleh piala Citra. Tapi serta hari-hari berlalu, muncul pula kenyataan bahwa dua pemain cilik yang mendapat piala khusus -- Amalia dan Supit -- ternyata juga tidak mengisi suara sendiri, yakni persoalan yang sama yang menyebabkan kemenangan Kaharudin Syah mendapat protes. Protes di hari-hari pertama diselesaikan lewat musyawarah antara pihak Yayasan Festival Film Indonesia dan dewan juri. Kesepakatannya: keputusan juri tidak bisa diganggu-gugat. Tapi justru kesepakaun itu yang kemudian menimbulkan soal. Tanda tangan Turino Junaidi, sebagai ketua YFI, pada kesepakatan itu menimbulkan protes kalangan perfilman. "Ketua YFI sangat impulsif sehingga melibatkan diri, padahal soal itu adalah urusan panitia penyelenggara," kata Hoffman, seorang pengurus Persatuan Produser Film Indonesia (PPFI). Mengirim Surat Turino sendiri tetap berkeras pada pendapatnya semula. Katanya: "Kalau bisa diubah, putusan juri itu nanti tidak akan berwibawa lagi." Dan para pimpinan 5 organisasi perfilman pekan lalu secara bersama mengirim surat kepada Turino. Isinya: mendesak agar pihak panitia mengakui kesalahannya yang menyebabkan juri membuat putusan melanggar aturan yang ada dan agar juri mengubah putusannya yang keliru itu. Karena Turino berkeras pada pendapatnya dan dewan juri telah menyatakan diri bubar, maka soal pun menjadi semakin ruwet. Lalu bagaimana? "Kita akan berapat lagi dalam waktu dekat. Di sana akan kita tentukan sikap kita terhadap Turino," kata Wim Umboh yang kini menjadi ketua periodik PPFI. Kabarnya kalangan produser sudah sepakat untuk pada rapat nanti memutuskan agar PPFI menarik Turino dari YFI dan menggantikannya dengan orang lain. Seperti diketahui, para pengurus YFI itu adalah tokoh-tokoh perfilman yang mewakili berbagai organisasi perfilman. Kekisruhan festival yang bersumber pada kerja YFI yang amat dikecam oleh kalangan perfilman itu kemudian ternyata menimbulkan berbagai gagasan terhadap cara penyelenggaraan festival. Dalam suatu kesempatan bicara pada diskusi yang diselenggarakan oleh PWI seksi film 24 Mei yang lalu, sutradara Wahyu Sihombing ada mengemukakan gagasan agar festival tidak diselenggarakan oleh orang film sendiri, melainkan oleh suatu badan yang independen. "Kalau kita sendiri yang menyelenggarakannya, ya, terus kacau seperti sekarang ini, " kata Sihombing. Hak Untuk Mengimpor Tidak meremukakan gagasan mengenai festival, tapi Ami Priyono -- sutradara terbaik tahun ini versi FFI Ujung Pandang -- melihat kekacauan yang terjadi itu sebagai suatu hal yang menimbulkan ketidak-adilan. "Sebelum festival, atas. nama peraturan, 3 film dinyatakan tidak bisa diikut-sertakan. Kini 3 orang mendapat hadiah, meski kemenangannya melanggar aturan. Nah, ini ada yang dirugikan ada yang diuntungkan." Begitu Ami menjelaskan. Tapi pernyataan ke-5 organisasi perfilman itu, apakah bisa dinilai sebagai tanda bahwa mereka tidak mengakui kesahan 3 pemain yang dihebohkan? "Ya, begitulah," kata Ami pula. Bahkan menutut Wim Umboh, hak sertifikat -- yakni hak untuk mengimpor sebuah film -- bagi Citra yang dipegang oleh Kaharudin Syah akan diusulkan kepada pemerintah supaya ditiadakan. Tapi Wim membantah bahwa hal ini akan merusak kewibawaan juri. "Wah, yah tidak begitu. Yang salah kan bukan juri, tapi penyelenggara yang tidak memberi informasi yang lengkap kepada para juri," kata Wim. Ketika masih belum selesai dengan urusan perjurian yang kisruh, Turino ternyata masih pula harus berurusan dengan panitia penyelenggara FFI di Ujung Pandang. Ini ceritanya bersangkut-paut dengan sejumlah uang yang menurut Turino dikumpulkan oleh panitia Ujung Pandang lewat cara mengkomersiilkan para artis yang datang sebagai peserta festival. Sebuah sumber di kalangan panitia di Ujung Pandang menjelaskan kepada TEMPO bahwa panitia kini sedang memikirkan untuk mengadukan Turino ke pengadilan. "Ucapan Turino itu amat tidak bermoral," kata seorang anggota panitia di Ujung Pandang. "Dia kan datang ke mari, dan bisa menanyakan segala hal penting yang mau diketahuinya. Tidak tanya, tidak menyelidiki tahu-tahu memberi keterangan pers yang memfitnah," kata Rahman Arge, ketua PWI Ujung Pandang yang juga menjadi ketua penyelenggara FFI 1978. "Merugi" Tapi bukan tak ada baiknya ucapan Turino yang menjengkelkan panitia di Ujung Pandang itu. Kabar terakhir dari ibukota Sulawesi Selatan itu menyebutkan bahwa untuk membuktikan bahwa panitia tidak mengumpulkan uang sebanyak yang disebut Turino, sebuah tim verifikasi dari Kudam (keuangan Kodam) XIV Hasanuddin kini baru saja melakukan pemeriksaan keuangan panitia. Dari hasil pengecekan ternyata pemasukan panitia terdiri dari: 45 juta rupiah dari pemerintah -- 25 juta untuk biaya FFI dan 20 juta untuk membeli perlengkapan perfilman -- 11,5 juta dari hasil penjualan karcis serta sumbangan masyarakat. "Jadi jumlah dana keseluruhan FFI adalah 36,5 juta, dan tidak 125 juta seperti yang dikatakan oleh Turino," kata Ridwan Suryanto, kepala bagian hubungan masyarakat panitia FFI di Ujungpandang. Dan ini juga ulah TEMPO memperoleh keterangan bahwa biaya FFI seluruhnya adalah Rp 40.495.000. "Jadi panitia Ujung Pandang masih merugi sekitar 4 juta." Turino sendiri tak bisa dihubungi karena dia shooting film di luar kota.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus