Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Hilangnya Daya Sihir Ephron

Sebuah pembuatan ulang serial televisi tahun 1960-an dengan nama-nama besar. Ke mana daya sihir itu?

12 September 2005 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BEWITCHED Sutradara: Nora Ephron Skenario: Nora Ephron dan Delia Ephron Pemain: Nicole Kidman, Will Ferrell, Shirley Maclaine, Michael Caine Produksi: Lucy Fisher and Douglas Wick/Penny Marshall Production, Sony Pictures, Columbia Pictures

Syahdan, keajaiban penyihir sudah pernah datang ke bumi nun di tahun 1960-an, jauh sebelum lahirnya dan hebohnya Harry Potter. Yang pertama, penyihir Samantha dalam serial komedi situasi Bewitched yang berkisah tentang seorang lelaki biasa, Darrin, yang menikah dengan Samantha (Elizabeth Montgomery), seorang penyihir wanita cantik yang mencoba ”menjadi istri biasa”. Yang kedua, melalui I Dream of Jeannie, yang menampilkan seorang jin seksi bernama Jeannie (Barbara Eden) yang menjadi ”peliharaan” seorang astronaut (diperankan oleh Larry Hagman).

Kedua serial komedi yang melejit ini kemudian dikritik oleh kaum feminis bahwa tokoh-tokoh wanita itu pada akhirnya bisa menundukkan lelaki karena faktor ”superhuman”. Nora Ephron, yang pernah melejit karena skenario gila-gilaan When Harry Met Sally karya Rob Reiner, kini mengangkat serial Bewitched dalam bentuk yang cerdas dan mencoba ”menghindar” dari stereotip perempuan tahun 1960-an itu.

Isabel Bigelow (Nicole Kidman) adalah seorang penyihir yang ingin sekali hidup normal seperti perempuan biasa. Ayahnya, Nigel Bigelow (Michael Caine), menganggap keinginan Isabel mustahil. Sementara itu, di dunia nyata, Jack Wyatt (Will Ferrell), seorang aktor yang sedang menurun pamornya, bersedia bermain sebagai Darrin dalam sebuah pembuatan ulang film Bewitched dengan persyaratan tokoh Samantha yang menjadi istrinya harus seorang pemain baru yang tak dikenal. Dengan demikian, Wyatt berharap namanya yang sudah merosot akan bersinar kembali.

Secara tak sengaja, Wyatt bertemu dengan Isabel, yang memiliki hidung yang lucu dan cocok memerankan Samantha yang selalu mengeluarkan sihirnya dengan cara mengocok hidungnya. Yang terjadi kemudian, justru penonton menyukai kehadiran Isabel Bigelow dan rating melejit dengan kehadiran Isabel.

Film kemudian meneruskannya dengan tarik-menarik antara Isabel dan Wyatt; asmara antara ayah Isabel dan Iris Smythson (Shirley Maclaine), yang berperan sebagai Endora, ibu Isabel.

Problemnya, dengan pemain-pemain papan atas, kenapa film ini tak terlalu berhasil memancing tawa sepanjang film? Ke mana hilangnya daya sihir Nora Ephron yang pernah menghasilkan skenario emas When Harry Met Sally?

Tentu tokoh-tokoh perempuan di sini digambarkan lebih memiliki otoritas dan lebih yakin akan keinginannya. Mereka tak lagi didikte oleh keinginan masyarakat seperti halnya sosok perempuan di tahun 1960-an.

Namun, keistimewaan serial Bewitched ternyata adalah pada bagaimana Samantha menyelesaikan problem rumah tangganya dengan ”tangan” dan ”hidung”-nya yang penuh daya sihir. Film ini menolak keajaiban itu dan berusaha ”memanusiakan” Samantha (alias Isabel) yang rindu untuk menjadi ”manusia biasa”. Di dalam proses ”memanusiakan” Samantha, sutradara dan penulis skenario Nora Ephron kemudian kehilangan sentuhan sihirnya untuk menciptakan dialog lucu atau adegan lucu. Bahkan Will Ferrell harus tampil slapstick. Shirley Maclaine dan Michael Caine, dua pemain veteran, kemudian menjadi sosok sia-sia.

Nicole Kidman tampil sebagai penyelamat. Dia memang seorang aktris multibakat. Ingat sosok komikal (gelap) yang diperankannya dalam To Die For? Di sini ia memerankan sosok yang berlawanan, komikal, tetapi memberikan harapan pada cinta. Meski dia tahu dia mampu menundukkan Jack Wyatt melalui pelet atau aji cinta yang dimilikinya, dia lebih suka jika Wyatt mencintai dia apa adanya. Sebagai manusia.

Para penonton When Harry Met Sally yang ingat kejayaan film ini pasti akan kecewa dengan film Bewitched, yang melibatkan begitu banyak nama besar. Mungkin sudah waktunya Nora Ephron menggali kembali daya sihir yang pernah dimilikinya.

Leila S. Chudori

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus