Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Band legendaris KLa Project, yang kini hampir empat dekade berkiprah di industri musik Indonesia—mengkritik kurangnya gedung konser yang layak di Indonesia. Kritik tersebut disampaikan dalam perayaan 36 tahun KLa Project bertajuk ‘AETERNITAS’ yang digelar di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Jumat, 25 Agustus 2024.
Kidung Mesra untuk Pemerintah
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Katon Bagaskara, sang vokalis menyinggung janji manis pemerintah yang tak kunjung terealisasi. Salah satunya pengadaan infrastruktur untuk bermusik. “Janji-janji pemerintah sebelumnya, selalu pengen bikin gedung konser enggak jadi-jadi. Ini (Istora Senayan) gedung konser apa bukan ya? Gedung olahraga,” ungkapnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Band yang juga beranggotakan Romulo Radjadin atau LiLo (gitar) dan Adi Adrian (piano) itu lalu mempersembahkan lagu ‘Kidung Mesra’ sebagai pesan untuk para pemangku kebijakan. “Supaya mendengarkan bahwa musik itu bukan sekadar menghibur,” ujar Katon, menambahkan.
Kota Lain Tak Punya Gedung Konser
Dalam sesi jumpa pers usai konser, band yang terbentuk sejak 1988 itu kembali menegaskan keresahan mereka soal minimnya gedung konser yang layak di Indonesia, terutama di luar Jakarta—bahkan luar Pulau Jawa.
“Eggak ada gedung konser yang memadai untuk kualitas seperti ini (Istora Senayan),” kata Katon. Pelantun ‘Usah Kau Lara Sendiri’ itu merinci kualitas yang ada di kota-kota besar seperti Surabaya, hingga Yogyakarta. Menurutnya, pengadaan tersebut patut dipikirkan pemerintah.
Senada dengan Katon, personel KLa Project lainnya, Adi Adrian, turut menyatakan keresahannya. “Pemerintah semestinya bisa menghadirkan itu di kota-kota besar, bukan cuma di Jakarta,” ucapnya.
Konser ‘AETERNITAS’ bukan hanya menandai 36 tahun perjalanan KLa Project, tapi juga memiliki makna khusus bagi band tersebut, yakni keabadian. Lebih dari tiga dekade berkarya, KLa Project telah menghasilkan delapan album dan dua album kompilasi, dengan hit legendaris seperti ‘Yogyakarta’, ‘Tak Bisa Ke Lain Hati’, dan ‘Belahan Jiwa’, yang masih dinanti-nanti oleh penggemar musik 1970-1990an.
Mereka juga telah menyabet banyak penghargaan, di antaranya BASF Award 1991 untuk kategori Lagu Terbaik untuk lagu 'Yogyakarta' dan BASF untuk kategori pop kontemporer terbaik untuk 'Belahan Jiwa' pada 1992, dan masih banyak lagi.