Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Lari, lari dan lari

Lomba lari bali 10-k yang dimotori bob hasan, ketua umum pb pasi, diikuti 4.600 orang. di lomba lari 10 km di denpasar, bali, nancy tinnary menjadi juara ke lompok wanita dan john ngugi kelompok pria.

16 April 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LARI atau tidak itulah persoalannya. Bukan menang atau kalah, bukan memecahkan rekor atau cuma mengekor. Maka ketika Nancy Tinnary meluncur mendahului Liz McColgan beberapa menit sebelum garis finis, itu bukanlah tujuan utamanya. Di lomba lari 10 km di Denpasar, Bali, Minggu pekan lalu, ia sebenarnya sudah siap untuk cuma berada di belakang Liz, pemegang rekor dunia 10 km. Bagi pelari yang akhirnya menjadi juara kelompok wanita dalam Bali Ten-K itu, hanya lari, lari, dan lari yang penting - bahkan lebih penting daripada profesinya sebagai ahli biologi. Juga John Ngugi, si hitam dari Kenya, tak ambil pusing apakah dia gagal memecahkan rekor dunia atau tidak. Ia cuma ingin berlari, berlari, dan herlari. Bila ia lalu menjadi juara pertama dan mengantungi US$ 30.000 -- tanpa memecahkan rekor dunia - itu hasil sampingan saja. Tapi, lalu apa yang mereka cari? Boleh dipastikan jawaban untuk pertanyaan itu tentu beragam, lebih beragam daripada peserta Bali Ten-K yang datang dari berbagai bangsa itu. Seorang pria 54 tahun, tak terkenal, datang dari Jakarta, menjawab dengan pasti: "Berlari, untuk menguasai diri." Dan ia tak peduli sampai di garis finis sebagai pelari ke-4.001 dari lomba berpeserta 4.600 orang itu. Memang. Seperti juga penonton, tentulah tak cuma ingin melihat siapa juaranya. Berdesak-desakan, mencium bau keringat penonton yang lain, nekat berdiri di pinggir jalan meski hujan rintik-rintik bukanlah untuk mencari "prestasi". Nonton atau tidak nonton, itulah soalnya. Bahkan Bob Hasan, Ketua Umum PB PASI, yang memotori lomba lari ini, tak terutama memperhitungkan untung-rugi. Ikut juga lari bersama beberapa tokoh eksekutif Sudomo, Susilo Sudarman antara lain--bagi Bob ada Bali Ten-K atau tidak, itulah tantangannya. Hidup tak selalu diperhitungkan dengan laba atau rugi. Dengarlah kata George Sheehan, dokter penulis buku On Running, yang memulai jogging di usia 45 tahun: ". . . ada ribuan pelari yang hanya ingin mendengarkan desir daun dan rintik hujan, dan lalu mendapatkan hidup begitu santai bagaikan terbangnya seekor burung." Burhan Piliang & Bambang Bujono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus