Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Membuat sebuah film dulu identik dengan penggunaan kamera yang canggih, alat-alat studio yang banyak, dan biaya yang besar untuk menghasilkan kualitas gambar yang mumpuni. Namun seiring perkembangan teknologi, membuat film kini bisa dilakukan hanya dengan telepon genggam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Fitur video yang ada di smartphone membuat siapa saja kini bisa membuat film. Di tangan yang tepat, film yang dibuat hanya menggunakan ponsel tetap memiliki kualitas yang baik dan dapat bersaing dengan film lain yang direkam memakai kamera bahkan bisa meraih piala Oscar.
Berikut beberapa film yang direkam menggunakan ponsel:
- Searching for Sugar Man (2012)
Film ini mengisahkan perjalanan dua penggemar dalam mengungkap nasib dari bintang rock Sixto Rodriguez. Film yang disutradarai oleh Malik Bendjelloul ini berhasil meraih piala Oscar pada 2013 untuk kategori Dokumenter Terbaik.
Mengutip dari IMDB, beberapa bagian dari film ini diambil menggunakan iPhone karena produser kehabisan film untuk kamera 8mm asli yang mahal. Sutradara Malik Bendjelloul kekurangan uang untuk membuat film dokumenter itu.
- I Play with the Phrase Each Other (2013)
Mengutip dari Screenrant.com, I Play with the Phrase Each Other dibuat menggunakan iPhone. Film ini terbilang cukup unik karena selain digarap seutuhnya menggunakan smartphone, jalan ceritanya tentang percakapan di telepon seluler.
Film yang disutradarai dan dibintangi oleh Jay Alvarez ini mengisahkan seorang penyair yang memiliki gangguan syaraf dan memutuskan untuk pindah ke kota besar atas permintaan temannya. Tetapi, setelah sampai di tujuan, sang teman secara tiba-tiba tidak dapat ditemukan.
Film ini berhasil meraih dua penghargaan dalam ajang Slamdance Film Festival 2014. Fakta lain yang mengejutkan yaitu, film ini hanya mengeluarkan bujet sebesar 17 ribu dolar (sekitar Rp 253 juta) yang termasuk sangat kecil untuk modal produksi sebuah sinema.
- Tangerine (2015)
Film ini menceritakan mengenai seorang transgender sekaligus pekerja seks komersil yang membongkar perselingkuhan antara pacarnya dengan sang muncikari. Sutradara Sean Baker menggunakan tiga unit iPhone 5s untuk menekan pengeluaran bujet.
Meski hanya menggunakan bujet sebesar USS$ 100 ribu dolar (sekitar Rp 1,4 miliar), Tangerine berhasil meraup keuntungan sekitar US$ 924 ribu (sekitar Rp13,7 miliar).
Tidak hanya itu, Tangerine juga berhasil mendapat skor 96 persen di Rotten Tomatoes dan memborong 25 piala dalam berbagai macam ajang penghargaan bergengsi.
- Snow Stream Iron (2017)
Pengambilan gambar film pendek karya sutradara kenamaan Zack Snyder ini hanya dilakukan dalam satu akhir pekan saja dan melibatkan beberapa teman serta anggota keluarganya. Snow Steam Iron ini bercerita tentang seorang wanita yang melakukan balas dendam kepada sejumlah polisi korup. Film ini menyuguhkan aksi yang menegangkan serta visual yang indah.
- High Flying Bird (2019)
Mengutipd ari IMDB, ini merupakan film kedua Steven Soderbergh setelah Unsane (2018) yang direkam dengan iPhone. Bila Unsane diambil dengan iPhone 7 maka film ini memakai iPhone 8
Film ini menceritakan seorang agen olahraga yang terjebak dalam berbagai konflik dalam liga NBA dan harus menemukan solusinya dalam waktu 72 jam agar kariernya selamat.
VALMAI ALZENA KARLA
Baca juga: