Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Memilih lantaran suka

Lagu-lagu terbaik tahun 70-an menurut pengamatan tempo. ada 10 lagu, 10 penyanyi tunggal, 5 penyanyi tunggal, 5 penyanyi grup dan komponis yang terpilih. (ms)

3 Januari 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DAN lagu-lagu pun jatuh di telinga -- selama sepuluh tahun. Sebuah lagu kadang memang tersimpan lama, sementara yang lain sebentar dilupa. Toh tidak semua lagu populer, setelah ditimbang-timbang, benar-benar disuka. Bahwa ada beberapa lagu populer di awal 1970-an, misalnya, tidak teringat lagi di ujung dasawarsa, boleh menunjukkan bahwa betapa pun ia tak cukup berdaya tahan. Memang, lagu populer yang paling akhir muncul dengan begitu harus diawasi: adakah ia, kira-kira, bernapas panjang. Ketika TEMPO, dengan bantuan majalah Zaman, sepakat untuk memilih antara lain nyanyian yang paling disuka, terkumpul tak kurang dari 59 lagu. Kerja pemilihan memang, merupakan kerja "suka-sukaan": mendesakkan hanya yang disenangi, sambil berlindung dari kemungkinan didebat berdasar kriteria -- meskipun terbuka untuk dinilai dari segi selera. Sembilan orang wartawan kemudian memilah-milah dan menjumlah suara. Tak mudah -- sudah diduga. Ada lagu yang sangat dicinta (Flamboyan, misalnya, atau Kunyalakan Api di Dalam Tungku, Koes Plus), ternyata bikinan sebelum 1970. Ada juga dua lagu yang begitu populer, hanya saja bau jiplakan terkesan di sana. Itu contoh. Sebuah lagu tentu saja bisa beruntung bila ia lahir lewat mulut penyanyi yang cocok. Tapi bagian terbesar toh bekal dari komponis. Dan dalam hal komponis, satu kenyataan muncul: sementara komponis mungkin menciptakan lagu yang menyebabkannya mendapat kehormatan. Namun satu per satu lagunya barangkali "kurang dalam" masuknya dalam telinga para pemilih yang subyektif itu --dibanding lagu bagus dan populer dari komponis yang secara umum kurang dihormati. Tuhan YME Di samping itu, ya, para pemilih 'kan harus punya "jumlah yang pantas" untuk para pemenang: 10 lagu, 10 penyanyi tunggal, 5 penyanyi grup dan 5 komponis. Mengapa? Yah, kita toh kemampuannya batasan, "seperti yang lain-lainnya itu." Karena itu beberapa nama didrop beramai-ramai -- hanya karena jumlah berlebih, biasa 'kan. Bahwa lagu yang paling banyak disukai ternyata dari jenis rock, Panggung Sandiwara (Ahmad Albar), tidak mengherankan para pemilih sendiri. Dipikir-pikir, ia agaknya lagu rock pertama yang dibikin orang Indonesia dan cocok dinyanyikan orang Indonesia Sementara itu Tuhan (Syam Bimbo) terasa religius tanpa lambang sesuatu agama. Lagu dengan lirik Taufiq Ismail ini juga enak ketika dinyanyikan Lex Trio -- yang menduduki tempat pertama sebagai penyanyi rombongan. Dan, jangan lupa, di sini untuk pertama kalinya kata-kata Tuhan Yang Maha Esa dinyanyikan tanpa mengingatkan kita pada sesuatu yang "resmi"... Kidung (Chris Manusama), dalam pada itu lembut lewat suara Chrisye dan menjadi aneh lewat suara PSP. Dan siapa tak kenal Widuri? Entah karena apa tak ada telinga yang tidak dimasuki lagu ini, ia terasa jenuh. Padahal Begadang (Rhoma Irama) tidak anda masih bisa bergoyang. Dan inilah hasil para pemilih: Lagu: þ Dunia Ini Panggung Sandiwara, Ahmad Albar þ Tuhan (Syamsudin), Kidung (Chris M. Manusama), Begadang (Rhoma Irama) þ Berita Kepada Kawan (Ebiet G. Ade) Hidup Terkekang (Panbers), Perjalanan (Franky & Jane) þ Bimbi (Titiek Puspa) þ Widuri (Adriadi) þ Tukang Solder (Benyamin S.) Penyanyi Tunggal: þ Bob Tutupoly, Hetty Koes Endang, Benyamin S., Elvy Sukaesih, Ahmad Albar, Berlian Hutauruk. þ Broery Pesolima þ Rhoma Irama þ Emilia Contessa, Diana Nasution. Penyanyi Kelompok: þ Lex's Trio þ Bimbo þ Koes Plus, New Rollies þ Gombloh Komponis: þ Titiek Puspa þ Iwan Abdurrahman þ A. Rianto þ Guruh, Rinto Harahap

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus