Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
THE APPLE (SIB) | ||
Sutradara | : | Samira Makhmalbaf |
Penulis Skenario | : | Samira Makhmalbaf dan Mohsen Makhmalbaf |
Penyunting | : | Mohsen Makhmalbaf |
Pemain | : | Ghorban Ali Naderi, Massoumeh Naderi, Zahra Naderi, Azizeh Mohamadi |
Sang ayah seorang pengangguran berusia 65 tahun, yang mendapatkan sedikit uang dari derma tetangga, sementara sang ibu yang buta sungguh gemar mencaci. Sang ayah merasa memiliki alasan atas tindakannya: anak-anak perempuannya adalah bunga sehingga tak boleh terkena matahari agar tak meleleh.
The Apple, debut pertama sutradara muda Samira Makhmalbaf, 19 tahun, adalah film yang ajaib. Berangkat dari kisah nyata, film ini juga menampilkan pemain yang memerankan dirinya sendiri. Ini adalah penerapan genre neorealisme yang radikal. Lazimnya, neorealisme hanya mengambil gambar di lokasi aktual dan pemain yang bukan profesional. Apple adalah sebuah rekonstruksi total. Dan inilah yang membuatnya lebih mengharukan. Orang tua Massoumeh dan Zahra bukan penjahat. Mereka mencintai kedua anaknya. Namun, mereka miskin, kurang pengetahuan, dan kehidupan yang keras membuat mereka gemetar.
Keberhasilan Samira, putri sutradara terkenal Mohsen Makhmalbaf, dalam mengarahkan pemainnya perlu dipujikan. Apalagi Massoumeh dan Zahra adalah anak yang "bermasalah". Dalam The Apple, petugas dinas sosial tampil sebagai sosok wanita Iran yang kuat dan berpendidikan.
The Apple juga seolah menegaskan "mazhab" Makhmalbaf yang dirintis Mohsen. Sutradara yang pernah menjalani hukuman penjara semasa rezim Shah Iran ini terkenal dalam menghadirkan potret realitas Iran. Bahkan, karena pilihannya ini, beberapa karyanya seperti The Time of Love, The Nights of Zayandehrood, dan The Actor dianggap "mengganggu" publik. The Time, yang menceritakan Iran pascagempa bumi, dianggap kurang menghormati para martir. Ciri lain dari Makhmalbaf adalah penyuntingan yang tangkas, sehingga risikonya adegan yang bersambungan seolah melompat. Inilah yang membedakan Makhmalbaf dengan Abbas Kiarostami, sutradara terkenal lainnya dari Iran. Film-film Abbas, selain lebih naratif, juga lebih universal, sehingga kisahnya bisa dipindahkan ke dalam seting apa pun. Namun, dengan demikian, untuk publik Iran, karya Makhmalbaf menjadi lebih membumi.
Yusi A. Pareanom
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo