Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Berita Tempo Plus

Nasib pulau judi

Tahun 1999 macao, pulau koloni yang disewa portugis akan dikembalikan kepada cina. kerajaan judi terbesar di asia ini masih gempita dengan taruhan dolar & patacas yang ditukar koin judi.

2 September 1989 | 00.00 WIB

Nasib pulau judi
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
MAKAO 140 km di selatan Kanton. Dengan menumpang jetfoil dari Hong Kong, ke Makao makan tempo 45 menit. Kerajaan judi terbesar di Asia ini masih gempita dengan taruhan dolar dan patacas yang ditukar koin judi. Tahun 1999 pulau koloni yang disewa Portugis ini dikembalikan kepada RRC. Tapi penduduk Makao yang hampir setengah juta itu belum minat beremigrasi. Mereka tak sibuk mengurus paspor Portugis. Lain di Hong Kong. Warganya berusaha mendapatkan paspor Inggris. Banyak yang ingin hijrah dan cari kerja ke Singapura. Hong Kong dilepas Inggris pada 1997, menjadi bagian RRC lagi. Sudah sejak beberapa tahun silam administrasi Makao di bawah pengaruh RRC. Pemilihan anggota Majelis Legislatif Makao serta gubernurnya harus direstui Beijing. Bank of China, yang berkuku di Hong Kong, juga menguasai peredaran uang di Makao. Bahkan hak usaha kasino dan pariwisata -- sumber devisa utama Makao -- di bawah penguasaan sindikat Sociedade de Turismo e Diversoes de Makao. Bandarnya pengusaha dari Hong Kong, Stanley Ho dan Henry Fox -- yang juga disebut-sebut "orang Beijing". Orang-orang RRC kini bebas keluar masuk ke Makao yang luasnya 16 km2 itu. Mereka menjual hasil kerajinan dan pertanian, lalu pulang membawa barang elektronik eks Jepang dan negara lain. Barang-barang itu mungkin susah diperoleh, atau harganya lebih murah dibandingkan di Guangdong, daratan RRC. Tenaga kerja juga berhamburan datang ke sarang perjudian ini. Kabar serdadu RRC membantai mahasiswa di Lapangan Tiananmen tak mengedarkan orang Makao. Bahkan, seratus meter dari Portas de Cerco, gerbang perbatasan dengan Provinsi Guangdong, penjual koran ada yang memakai baju kaus bergambar Wuer Kaixi. Tokoh mahasiswa pembangkang yang lari dengan pacarnya ke AS itu jadi idola di Makao. Kaus dan poster wajahnya laris dijajakan dan dipajangkan di toko elite, bersama merk terkenal Giordano. "Saya juga masih bebas menjual Playboy, Penthouse, majalah dan koran terbitan Hong Kong. Tapi sepuluh tahun mendatang entah bagaimana nasib saya," kata pedagang itu. Seorang penarik becak (ricksaw) lain lagi. "Keadaan sekarang dan nanti, bagi saya mungkin tak banyak bedanya," katanya.Didik Budiarta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum