Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Nyanyian para pendamping

Kini, menyanyi di studio rekaman lebih mudah di- bandingkan menyanyi secara langsung di panggung pertunjukkan, karena ada penyanyi pendamping. sua- ra mereka dengan mudah bisa dimasukkan.

22 Juni 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jika Anda menemukan lagu bagus dari seorang artis kece, boleh curiga: jangan-jangan itu suara penyanyi lain. Soalnya, suara pendamping dengan mudah bisa dimasukkan. ANDA punya tampang kece? Dan jika ditambah dengan nama yang sedikit populer dalam bidang apa saja- entah sebagai atlet, desainer, penata rambut, peragawati, atau pernah main film- cobalah memasuki dunia rekaman. Album Anda mungkin bisa meledak di pasaran. Jangan takut kalau Anda tak punya kepiawaian dalam olah vokal. Urusan menyanyi di studio rekaman ini ternyata lebih mudah dibandingkan menyanyi secara langsung di panggung pertunjukan. Di studio yang disebut penyanyi pendamping. Tugasnya adalah menuntun menyanyi, memberi contoh vokal untuk diikuti. Dan jika setelah diulang-ulang ada bagian-bagian tertentu dari suara Anda tetap buruk, petugas studio dengan cerdik memasukkan suara penyanyi pendamping itu. Bahkan, dalam kasus tertentu, justru suara-penyanyi pendamping -- biasanya penyanyi profesional tetapi penampilannya kurang wah- lebih banyak dari penyanyi yang dijadikan sampul album. Pokoknya, serahkan semuanya kepada sang operator studio untuk meramu. Suara jelek bisa dicomot dan ditempel dengan suara yang paling baik," kata Deddy Djufary, Manajer Studio Keyboard Record (KR). Semuanya itu tentu saja berkat kecanggihan studio rekaman saat ini yang bisa nenambal sulam berbagai suara untuk nendapatkan yang terbagus. Banyak penyanyi "karbitan" yang lahir dari teknik ini, dari penyanyi anak-anak sampai penyanyi dewasa. Kasus Ria Irawan yang berduet dangdut dengan Rano Karno, salah satu contohnya. Bagi Deddy Djufary, Ria Irawan adalah tambang uang. Tampangnya kece, penggemarnya- sebagai bintang film- banyak. Bahwa suaranya kurang yahut dalam hal menyanyi, itu adalah tugas pemilik studio. Suara Ria bisa dikerjain. Kebetulan di Studio KR ada banyak penyanyi yang bisa "mendampingi" Ria. Misalnya Atty David, Minawati Dewi, dan Mayank Sari. Mayank Sari, 20 tahun, mendampingi Ria yang berduet dengan Rano Karno dalam rekaman album dangdut Hatiku Hatimu. Hal yang sama juga dilakukan Minawati, 26 tahun, ketika album Hiasan Mimpi Ria-Rano direkam. Begitu pula bantuan Atty David, 34 tahun, untuk pasangan ini dalam album Sorga Dunia. Atty dengan sabar membimbing dan menjadi mentor untuk Ria dalam melantunkan irama dangdut. "Karena Ria belum begitu mampu menyanyi dangdut," kata Bartje van Houten, pengarah musik Studio KR. Yang menjadi soal kemudian adalah contoh vokal "sang pendamping" ternyata dimasukkan oleh operator studio karena suara Ria tak juga bisa sempurna. Dan ini diakui oleh Deddy sendiri. Dengan teknik inilah album Sorga Dunia bisa terjual lebih dari 400 ribu kaset, bahkan berhasil masuk nominasi penghargaan dari BASF. "Ternyata, warna suara Atty bisa kawin dengan Ria," kata Bartje memuji. Hanya kemudian Ria dituding tidak fair setelah ketahuan justru suara pendampingnya jauh lebih besar. "Saya memang bukan penyanyi profesional," kata Ria kepada Jawa Pos. Kasus seperti ini sebenarnya tak hanya ada pada Ria Irawan- yang kebetulan saja "pendampingnya" buka suara. Disinyalir banyak penyanyi dan studio rekaman melakukan hal seperti ini untuk mengorbitkan penyanyi baru yang punya tampang bagus. JK Record milik Judhi Kristiantho, misalnya, sudah lama punya alat canggih yang disebut Programmable Mike Processor itu. "Dengan alat ini hasil akhir di pita kaset jadi mulus," kata Judhi. Hanya, penyanyi orbitan JK segera belajar olah vokal sehingga tidak terus-terusan "didampingi." Yang dipermasalahkan sekarang, apakah proses tambal sulam ini peristiwa biasa atau suatu aib. "Ini pendekatan bisnis semata," kata Enteng Tanamal, Ketua Persatuan Artis Pencipta dan Rekaman Indonesia. Bagi musikus sekaliber Chandra Darusman, walau itu pendekatan bisnis, teknik tadi tergolong aib. "Kalau tak bisa nyanyi, mbok ngaku saja," katanya. Senada dengan Chandra Darusman adalah Titiek Puspa. "Bagi seniman, kejujuran itu penting sekali," kata Titiek. Namun, penyanyi awet muda ini tak menyalahkan Ria Irawan karena itu urusan produser dengan pekerja studio. Ada jalan tengah yang disodorkan Guruh Sukarnoputra jika tambal sulam itu harus terjadi. "Asal porsi penyanyi pendampingnya tidak begitu banyak, dan juga nama penyanyi pendamping itu harus disebutkan dalam credit title," kata Guruh. Artinya, semuanya harus dijelaskan kepada pembeli kaset, suara siapa sesungguhnya yang sedang didengar. Sekarang ini kacau. Lihat album Hiasan Mimpi yang bersampul Ria Irawan dan Rano Karno, misalnya. Pasangan ini hanya menyanyikan satu lagu itu, dan isi kaset selebihnya adalah nyanyian Atty David, Minawati, Mayank Sari- yang memang suaranya sulit dibedakan semuanya. Sri Indrayati

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus