Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Grey Gallery membuat pameran perdananya dengan melibatkan seratusan seniman. Ruang seni baru di Jalan Braga Bandung itu menghelat pameran bersama dengan judul Hitam. Mulai dibuka Jumat, 3 Februari 2023, acaranya berlangsung hingga 5 Maret dari pukul 10.00-20.00.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Grey Gallery Pamerkan Karya 122 Seniman
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Chief Executive Manager Grey Gallery Angga Aditya Atmadilaga, pihaknya mengundang secara terbuka para seniman untuk berpatisipasi. Hingga batas waktu yang ditentukan, terpilih karya 105 seniman bersama 17 seniman undangan. “Sebagian besar open call, hasil penyeleksian dari 800 pendaftar,” katanya, Kamis, 2 Februari 2023.
Melibatkan kurator Aminudin TH Siregar, pameran menampilkan karya seniman dalam bentuk gambar, lukisan, fotografi, sketsa, instalasi, dan performance art. Hitam. sebagai tajuk pameran, dilambangkan sebagai kesederhanaan untuk mematok titik tolak ke berbagai makna yang lebih luas.
Karya pameran tersebar di tiga lantai, mayoritas berformat dua dimensi seperti gambar dan lukisan. Sesuai persyaratan pameran, karya buatan antara tahun 2019 hingga 2022. Selain itu ada juga karya buatan 2023, seperti buatan Dedy Shofianto yang berjudul Pencarian Rempah.
Berukuran 126 x 106 x 26 sentimeter, karyanya berupa ukiran perahu kayu dari tampak samping dengan taburan bintang dan barisan awan. Materialnya menggunakan kayu jati, besi kuningan, dynamo, perangkat elektronik, dan sensor gerak.
Karya instalasi Patriot Mukmin berjudul Jam Berapa? (ANWAR SISWADI)
Patriot Mukmin juga menampilkan karya terbarunya buatan 2023 yang dirangkai sebagai instalasi. Berjudul Jam Berapa? seniman yang juga dosen di Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung itu membuat semacam jam dinding berbentuk lingkaran berdiameter 30 sentimeter. Dia membuat cetak digital di atas kertas art paper yang dilipat dan dilapisi resin.
Berlokasi di tengah deretan bangunan Jalan Braga, Grey Art Gallery digagas oleh Elia Yoesman, Grace Christianti, dan Jessica Wijaya. Gedungnya berada di nomor 47 merupakan bangunan cagar budaya berdasarkan peraturan daerah Kota Bandung nomor 7 tahun 2018. Bangunan yang dinamakan N.V. Hellerman itu mencakup juga bangunan nomor 49 dan 51.
Dibangun pada 1930 tanpa diketahui arsiteknya, fungsi bangunan itu sebagai pertokoan. Berdasarkan riwayat sejarahnya, bangunan tersebut merupakan toko pertama di Jalan Braga yang dulu dinamakan Bragaweg. Pada masa penjajahan Jepang, lantai dua gedungnya pernah dipakai sebagai rumah darurat bagi keluarga arsitek Wolff Schoemaker.
ANWAR SISWADI
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.