Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Band Sukatani asal Purbalingga, Jawa Tengah, setelah harus meminta maaf dan mengungkapkan identitasnya ke publik lewat akun sosial media Instagramn-nya kembali naik ke panggung. Mereka kembali melantunkan lagu-lagunya di depan para penggemar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada 23 Februari 2024, dikutip dari Antara, duo ini hadir dalam konser yang berlokasi di Tegal, Jawa Tengah. Konser yang diadakan di malam hari ini diberi tajuk Crowd Noise.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gitaris Sukatani, Alectroguy, dan vokalis, Twister Angel, dalam konser Crowd Noise di Slawi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, 23 Februari 2025. Dalam konser tersebut, band asal Purbalingga tersebut membawakan enam lagu karya mereka. Keduanya mendapat sambutan meriah penonton.
Mereka menampilkan beragam lagunya yang sama seperti lagu Bayar Bayar Bayar, diisi dengan kritik-kritik sosial. Tidak ada yang berbeda dengan penampilan mereka kali ini, vokalis dan gitaris grup musik ini masih menggunakan topeng wajah sebagai identitas mereka. Satu yang menarik perhatian dalam konser kali ini adalah banyaknya perhatian yang ditujukan kepada mereka.
Kerumunan penonton berulang kali meneriakkan Bayar Bayar Bayar, lagu yang membuat band Sukatani disorot belakangan ini. Penonton meminta lagu tersebut dimainkan. Namun, Electroguy hanya membalas dengan ucapan terima kasih kepada seluruh penonton tanpa memberikan respons terhadap permintaan tersebut. "Terima kasih buat kalian semua. Berkat kalian kami bisa tampil di sini. Terima kasih," ujar Electroguy. Hingga akhir pertunjukan lagu itu pun tak dinyanyikan.
Penonton antusias, begitu banyaknya pengunjung yang hadir termasuk berbagai media yang meliput, bahkan keamanan polisi pun diperketat. Bukan tanpa sebab ada banyak perhatian yang datang kepada band Sukatani ini. Sebelumnya, viral video mereka meminta maaf dan menarik lagu Bayar Bayar Bayar dari publik.
Musisi luar negeri pun menyoroti indikasi pembungkaman terhadap seniman ini. Salah satu bentuk sorotan ini diungkapkan oleh kritikus musik Amerika Serikat, Anthony Fantano. Melalui cuitan di laman sosial media X-nya, ia mengungkapkan bahwa segala pemaksaan penyensoran kepada grup musik ataupun musisi yang menuliskan kritik tentang korupsi kepolisian bukanlah hal baik.
Musisi, pekerja seni, dan warganet di Indonesia pun ramai mendukung melalui tagar Kami Bersama Sukatani. Pascakejadian tersebut akhirnya band Sukatani diperbolehkan kembali oleh untuk memutar lagu Bayar Bayar Bayar. Belakangan, kepolisian bahkan menawarinya sebagai Duta Polri.